Dikutip dari Reuters, Selasa (4/12/2018), pendiri Lion Air Rusdi Kirana marah atas apa yang dia anggap itu sebagai upaya Boeing untuk mengalihkan perhatian dari perubahan desain baru-baru ini dan menyalahkan Lion Air atas kecelakaan itu.
Sementara Lion Air tengah menghadapi pengawasan atas catatan pemeliharaan dan tindakan pilotnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber Reuters menyebutkan, Rusdi Kirana tengah mengkaji kemungkinan pembatalan pembelian sisa pesawat dari Boeing. Sumber lainnya juga mengatakan hal yang sama.
Belum ada keputusan final dibuat, tapi diskusi soal nasib pesanan bernilai US$ 22 miliar dari pesanan yang tersisa menyoroti pertaruhan seputar penyelidikan yang melibatkan jet penjualan tercepat Boeing, 737 MAX.
Lion Air membeli 190 jet Boeing senilai US$ 22 miliar yang menunggu untuk dikirim. Selain 197 pesawat yang sudah diambil. Menjadikannya sebagai salah satu pelanggan ekspor AS di atas 197 yang telah diambil, menjadikannya salah satu pelanggan ekspor Boeing terbesar.
"Kita lakukan semua perhitungan untuk mengerti semua aspek dari kecelakaan ini. Kita juga bekerja keras dengan tim investigasi dan otoritas regulator yang terlibat. Kita juga mendukung konsumen dalam waktu yang sulit ini," tutur juru bicara Boeing.
Sementara itu, Corporate Communications Lion Air Danang Mandala Prihantoro belum bisa memberikan keterangan mengenai hal itu.
"Untuk sementara saya belum bisa memberikan keterangan terkait hal itu," tuturnya kepada detikFinance.
Tonton juga 'Lion Air Bantah KNKT Soal Pesawat PK-LQP Tak Laik Terbang':