Bos Huawei Ditangkap di Kanada, Hubungan AS-Cina Makin Tegang

Bos Huawei Ditangkap di Kanada, Hubungan AS-Cina Makin Tegang

Achmad Dwiafiryadi - detikFinance
Minggu, 09 Des 2018 09:56 WIB
Bos Huawei Ditangkap di Kanada, Hubungan AS-Cina Makin Tegang
Jakarta - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China dikhawatirkan kembali berlanjut. Hal itu tak lain karena penangkapan petinggi perusahaan teknologi China, Huawei.

Mengutip CNN, Minggu (8/12/2018), permintaan AS untuk menangkap CFO Huawei, Meng Wanzhou membuat Beijing marah. Hal ini mengkhawatirkan investor dan menimbulkan keraguan atas 'gencatan senjata' yang belum lama disepakati.

Lalu bagaimana dampak yang ditimbulkan dari penangkapan Meng Wanzhou ini terhadap hubungan AS-China? detikFinance merangkum informasinya.

Menyulut Amarah China

Foto: Amanda Rachmadita
Penangkapan Meng yang merupakan putri pendiri Huawei bisa memberikan dampak pada hubungan AS-China yang mana saat ini sedang berunding.

"Jenis tindakan ini akan mempengaruhi suasana di sekitar perundingan membuat mereka kurang mungkin untuk membawa penyelesaian yang berkelanjutan," kata Analis Eurasia.

Kamis lalu, Kementerian Perdagangan China meyakini perjanjian perdagangan dengan AS bisa tercapai dengan tempo 90 hari seperti yang ditetapkan Presiden Donal Trump. Tetapi, China juga marah atas penangkapan Meng. Kementerian Luar Negeri China meminta AS dan Kanada untuk segera memperbaiki kesalahan dan mengembalikan kebebasannya.

Seorang ahli ekonomi China pada Pusat Studi Strategis dan Internasional di Washington, Scott Kennedy mengatakan, penangkapan itu akan memberikan dampak yang besar bagi hubungan kedua negara. Menurutnya, kedua negara mesti mengedepankan kepentingan jangka panjang mereka.

"Kedua belah pihak perlu melanjutkan dengan kewaspadaan yang melimpah dan pemahaman yang jelas tentang kepentingan jangka panjang mereka," ujarnya.

Meski Menyulut Amarah Cina, AS Justru Diuntungkan

Foto: Alexander Koerner/Getty Images
Penangkapan petinggi Huawei, Meng Wanzhou memberikan keuntungan bagi Amerika Serikat (AS). Kondisi itu membuat posisi AS di perang dagang dengan China lebih baik.

Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih mengatakan, penangkapan ini jadi kesempatan Presiden AS Donald Trump untuk membuktikan segala tuduhannya. China sendiri selama ini dianggap melakukan pencurian teknologi.

"Ini seperti kesempatan Trump. Dia kan selama ini menuduh China di sisi teknologi dianggap mencuri, ketika terjadi, ada kesempatan Trump menekan apa yang dilakukan AS ke China, satisfied," kata dia kepada detikFinance, Sabtu (8/12/2018).

Apalagi, Huawei merupakan salah satu perusahaan teknologi andalan China. Dengan penangkapan itu, posisi China menjadi tertekan.

"Juga sebagai cara menekan China karena Huawei produk andalan China," sambungnya.

Lana melanjutkan, penangkapan ini bisa menjadi senjata AS agar China mau mengikuti keinginannya.

"Ini diharapkan menekan China, kamu mencuri teknologi jadi kamu ikutin AS, agar China lebih fair," terangnya.

"Jadi lebih menjadi justifikasi tuduhan Trump terhadap China dan menekan China untuk mau negosiasi sama AS itu, menjadikan posisi tawar AS yang lebih besar," ujarnya.

Imbasnya Terhadap Perekonomian Indonesia

Foto: David Becker/Getty Images
Dengan posisi yang melemah, bisa saja China menerima permintaan AS dalam perang dagang. Artinya, perang mereda.

Bagi Indonesia, meredanya perang dagang memberi keuntungan karena ekonomi tidak jadi melambat. Apalagi, China merupakan mitra dagang utama Indonesia.

"Artinya kesepakatan terjadi berarti ekonomi global nggak perlu turun. Ekonomi global masih bisa tumbuh baik, China itu mitra dagang Indonesia, untuk menjual komoditas. Dari sisi ekspor terbantu karena ekonomi tidak jadi melambat," terang Lana.

"Tapi, karena kasus ini mungkin Huawei akan sulit masuk pasar Kanada AS, jadi dia akan mencari pasar ya ke Asia di antaranya ke Indonesia," tambahnya.

Lana melanjutkan, jika China tetap melawan meski dalam posisi melemah maka ada dampak beruntun yang diterima Indonesia. Dampaknya yakni, penurunan ekspor karena ekonomi China melambat, serta gempuran barang impor ke dalam negeri.

"Kita kena negatif baik impor ekspor, ekspor turun karena ekonomi China melambat, karena impor dia terhadap komoditas turun. Barang dia nggak banyak bisa banyak kejual AS ke kita juga, impor kita naik, dua-duanya jelek. Iya, serangan double, barang China mau jual ke mana dengan tarif tinggi ke AS," tutupnya.

Seperti Apa Rekam Jejak Huawei di Dunia?

Foto: ABC Australia
Mengutip dari laman resmi Huawei.com, pada 2017 perusahaan ini berhasil mencatatkan pemasukan sebesar US $ 92,55 miliar, dari pemasukan tersebut mereka berhasil mengambil keuntungan sebesar US $ 7,28 miliar.

Perusahaan teknologi ini berdiri sejak 1987. Hingga kini Huawei memiliki lebih dari 180.000 karyawan, dan beroperasi di lebih dari 170 negara.

Huawei juga telah melakukan 36 kerja sama inovasi teknologi dan membangun 14 kantor penelitian dan pengembangan (R&D) di seluruh dunia.
Halaman 2 dari 5
(dna/dna)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads