Jakarta -
Bulan Februari lalu tentu jadi waktu yang tak terlupakan bagi Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. Wanita yang akrab disapa Ani itu berhasil menyabet gelar menteri terbaik, bukan cuma se-Indonesia, bukan juga se-Asia, tapi sedunia.
Penghargaan bergengsi itu didapatkannya pada gelaran World Government Summit yang diselenggarakan di Dubai, Uni Arab Emirates, 11 Februari 2018 lalu. Pada gelaran tersebut Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Terbaik di Dunia (Best Minister in the World Award), dan menjadikannya sebagai wakil negara Asia yang bisa menyabet gelar bergengsi tersebut.
World Government Summit merupakan pertemuan tahunan yang melibatkan segenap pemimpin pemerintahan dari seluruh dunia dalam suatu forum dialog global tentang proses pemerintahan dan kebijakan publik serta kaitannya dengan teknologi, inovasi, dan topik lain. World Government Summit dihadiri lebih dari oleh lebih dari 4000 peserta dan 90 pembicara dari 150 negara dan lembaga internasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada delapan calon penerima penghargaan yang bersaing dengan Sri Mulyani, namun pada gelaran dunia ini Sri Mulyani berhasil memikat para juri dari lembaga independen Ernst & Young.
Sebelumnya, cerita Sri Mulyani jadi menteri terbaik sedunia ini sempat ramai dibicarakan. Bahkan bukan hanya banjir pujian, namun juga ada sindiran.
Penasaran bagaimana cerita lengkapnya? Simak Kaleidoskop Februari 2018 yang dirangkum
detikFinance.
Sri Mulyani menceritakan, sebelum ia mendapatkan penghargaan tersebut, panitia World Government Summit memintanya untuk hadir di acara tersebut. Penghargaan yang didapatkan Sri Mulyani didapatkan dari hasil penilaian lembaga independen Ernst & Young.
"Saya diberi tahu oleh panitia World Goverment Summit, sekitar seminggu sebelumnya bahwa atas penilaian yang mereka lakukan dengan meng-hire Ernst & Young bahwa saya diminta untuk hadir karena akan mendapatkan award sebagai menteri terbaik di dunia," tutur Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan, ada 8 calon penerima penghargaan yang bersaing dengannya. Penilaian dari lembaga independen tersebut juga didapatkan dari berbagai sumber dari seluruh dunia, mulai dari pihak swasta, media massa, media sosial, investor, hingga laporan-laporan khusus yang masuk ke pihak juri.
Sri Mulyani juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena memberikan ruang kepadanya untuk berkarya dengan maksimal.
"Tentu secara pribadi berterima kasih karena Presiden Jokowi memberikan space yang besar bagi kita semua untuk berkiprah secara maksimal, leadership dari Bapak Presiden terhadap komitmen terhadap reform membuat kita lebih fokus untuk menjalankan hal-hal yang sangat fundamental penting jadi itu yang dilihat," ujar Sri Mulyani.
Pada pidato kemenangannya, Sri Mulyani menyebutkan bahwa penghargaan tersebut dia dedikasikan kepada 257 juta rakyat Indonesia dan 78.164 jajaran Kementerian Keuangan. Menurutnya, semua telah bekerja keras untuk mengelola keuangan negara dengan integritas dan komitmen tinggi untuk menciptakan kesejahteraan rakyat yang merata dan berkeadilan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga ikut menanggapi keberhasilan Sri Mulyani, Jokowi mengatakan seluruh masyarakat bangga dan menunjukkan pengelolaan ekonomi Indonesia dalam kondisi yang baik. Penilaian tersebut mempertimbangkan kondisi ekonomi makro, fiskal, serta pengelolaan APBN yang kredibel.
"Tentu saja seluruh masyarakat bangga dan kita sadar bahwa pemilihan menunjukkan bahwa manajemen ekonomi makro kita, pengelolaan ekonomi makro, pengelolaan fiskal kita, pengelolaan APBN itu pada posisi yang track-nya benar, yang hati-hati, yang sangat efektif," ujar Jokowi.
Jokowi menambahkan, pengakuan dunia kepada salah satu menterinya di Kabinet Kerja menjadi kebanggaan Indonesia.
"Ini pengakuan dunia dan hanya satu orang menteri. Saya kira semuanya bangga," ujar Jokowi.
Bahkan pada salah satu Sidang Kabinet Paripurna Februari lalu, Jokowi menyempatkan untuk menyalami langsung Sri Mulyani di depan para jajaran staff dan menterinya. Orang nomor satu di Indonesia ini juga langsung menghampiri Sri Mulyani yang duduk di sisi sebelah kiri dari mimbar sambutannya.
"Tak salami dulu," kata Jokowi sambil menghampiri Sri Mulyani.
Tidak semua pihak memberi ucapan selamat kepada Sri Mulyani, yang dinobatkan sebagai menteri terbaik dunia. Ekonom Senior Rizal Ramli mempertanyakan penghargaan yang disabet Sri Mulyani. Sebab dia melihat kondisi ekonomi masih stagnan, pertumbuhan ekonomi di 2017 hanya 5,07%.
"Ini kondisi ekonomi (masih) melemah, rakyat semakin tertekan tapi malah dapat award," tuturnya.
Dia juga mempertanyakan parameter yang dipakai lembaga Ernst and Young dalam menentukan pemenangnya. Menurut pria yang pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu parameternya tidak jelas
"Ya coba lihat saja parameternya yang bikin EY, itu perusahaan akuntan bagus, auditor bagus, tapi enggak ngerti makro ekonomi, tidak ngerti governance. Indikatoir keberhasilannya suksesnya memotong utang 50%. Itu ngibulin rakyat Indonesia bahwa utang Indonesia diturunkan 50%, lah wong naik. Lalu kemiskinan turun 4%, padahal hanya turun 1%," terangnya.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon juga ikut melontarkan sindiran kepada gelar yang disabet Sri Mulyani. Dia menyindir gelar tersebut lewat kicauannya di Twitter.
"Kok bisa jadi menteri keuangan terbaik ketika target tak ada yang tercapai. Pertumbuhan pajak (kurang bagus), subsidi dicabuti, impor naik, utang melonjak," kicaunya.
Bahkan kicauan Fadli sempat mengegerkan Twitter, tercatat hingga pukul 12.11 WIB, tweet yang di post Fadli pagi hari itu sudah di-retweet lebih dari 600 kali dan ada lebih dari 500 komentar.
Halaman Selanjutnya
Halaman