Bencana Alam Bikin Bisnis Travel Babak-belur

Bencana Alam Bikin Bisnis Travel Babak-belur

Trio Hamdani - detikFinance
Senin, 31 Des 2018 08:57 WIB
1.

Bencana Alam Bikin Bisnis Travel Babak-belur

Bencana Alam Bikin Bisnis Travel Babak-belur
Foto: dok detikcom
Jakarta - Bisnis biro perjalanan wisata di akhir tahun ini tidak seperti yang diharapkan. Kondisi alam di Indonesia kurang bersahabat berimbas negatif. Belum lama ini, Banten dan Lampung dilanda tsunami setelah lebih dulu menerjang Palu.

Pelaku bisnis biro perjalanan wisata mengaku dibuat babak belur soal penghasilannya di akhir tahun ini.

Selain itu, sekarang masih banyak biro perjalanan wisata abal-abal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mengetahui informasi selengkapnya, klik selanjutnya.

Ketua Umum Associaton of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Asnawi Bahar mengatakan, seharusnya akhir tahun merupakan peak season, di mana jumlah wisatawan meningkatkan signifikan.

Sayangnya, bencana alam yang terjadi di penghujung tahun berdampak negatif

"Dampaknya pertama tentu dengan banyaknya kondisi (bencana alam) begini agak stuck lah ya, itu dalam arti peningkatan (wisatawan) tidak terjadi," katanya saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Minggu (30/12/2018).

Dia mengatakan, daerah-daerah wisata yang terkena bencana otomatis tidak akan dikunjungi oleh wisatawan. Padahal akhir tahun jadi waktu yang ditunggu-tunggu oleh biro perjalanan wisata. Pasalnya jumlah pengguna jasa perjalanan tersebut bakal meningkat.

Di tengah kondisi saat ini, dia mengatakan wisatawan lebih banyak berkunjung ke tempat-tempat yang tidak terlalu jauh atau bisa diakses menggunakan mobil pribadi.

"Pergerakan yang terjadi hanya lintas provinsi saja paling banyak, dan bagi biro perjalanan itu tidak menguntungkan karena pake kendaraan sendiri. Jadi bagi kami di industri ini sebuah hal yang kurang menguntungkan," tambahnya.

Ketua Umum Associaton of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Asnawi Bahar menjelaskan, pendapatan mereka turun karena bencana alam yang terjadi, di mana baru-baru ini menerjang kawasan Selat Sunda.

"Kalau tahun ini kita lihat memang stuck dan (pendapatan) kami malah menurun, karena dengan kondisi alam pendapatan kita jauh menurun," katanya saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Minggu (30/12/2018).

Biasanya, pendapatan biro perjalanan wisata bisa naik 5-10% di akhir tahun.

"Pendapatan kita biasanya tetap di atas 5-10% kenaikannya, rata rata begitu. Tapi dengan kondisi begini, pendapatan kita jauh berkurang karena lebih banyak mereka tidak menggunakan biro perjalanan," jelasnya.

Sementara dengan kondisi alam yang seperti ini mereka cuma bisa dapat peningkatan omzet 1-2%. Oleh karenanya dia mengaku bisnis tersebut babak belur, ditambah mahalnya harga tiket pesawat. Itu membuat wisatawan berpikir berkali-kali untuk melakukan perjalanan.

"Sehingga kalau ditanya pendapatan kami di tahun ini boleh dikatakan babak belur," tambahnya.


Ketua Umum Associaton of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Asnawi Bahar mengatakan, saat ini memang masih banyak biro perjalanan wisata abal-abal yang menipu masyarakat.

"Masih banyak, masih banyak (yang abal-abal), malah mereka juga ada paguyuban-paguyuban juga kadang-kadang itu," katanya saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Minggu (30/12/2018).

Padahal, kata dia biasanya yang abal-abal itu tidak memiliki izin untuk menyediakan jasa perjalanan wisata. Oleh karenanya rawan penyalahgunaan.

Peredarannya sendiri, rata-rata biro perjalanan wisata semacam itu ada di daerah. Namun dia tidak bisa memperkirakan jumlahnya.

Dia menjelaskan, masih menjamurnya biro perjalanan wisata tersebut karena kurang tegasnya aturan yang ada.

"Karena aturan kita tidak ketat. Seharusnya pemerintah ketat menjalankan itu sehingga tidak ada biro perjalanan yang tidak berizin, sehingga meminimalisir penipuan penipuan gitu," tambahnya.


Hide Ads