Jokowi atau Prabowo Menang, Tetap Sulit Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Jokowi atau Prabowo Menang, Tetap Sulit Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Samsdhuha Wildansyah - detikFinance
Jumat, 04 Jan 2019 19:42 WIB
Foto: Ilustrasi: Edi Wahyono/detikcom
Jakarta - Guru Besar Fisip Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit menyebut permasalahan terpenting Indonesia saat ini adalah produk domestik bruto (PDB) yang tidak kunjung naik. Arbi berkeyakinan siapapun presiden yang terpilih di Pilpres 2019 akan kesulitan menghadapi permasalahan PDB itu.

"Nah ini ke depan ditambah kesulitan global meningkatkan PDB nggak gampang, siapapun presidenya, mau Jokowi yang menang, Prabowo yang menang akan kesulitan menghadapi hal seperti itu," kata Arbi saat menjadi pembicara acara diskusi di Restauran Gado-Gado Boplo Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (4/1/2019).

Arbi menyebut keberhasilan Presiden Jokowi saat ini sudah banyak, seperti membangun infrastruktur, namun hal itu tidak berdampak pada PDB. PDB di Indonesia selama kurun waktu 4 tahun disebutnya tidak naik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Persoalan kita bukan hanya menambah prasarana, menambah syarat-syarat kehidupan kita tapi ukuran keberhasilan negara kan PDB. PDB ini saya merasa kagum siapa yang dulu menyusun sistem PDB karena PDP itu menggambarkan segala hal disitu, ini yang jadi persoalan," kata Arbi.


"PBD kita baru beranjak 5,1-5,2 di sekitar itu nah ini dibandingkan dengan pemerintah sebelumnya ini lebih rendah dan ini bertahan sudah 4 tahun nggak naik-naik. Sudah banyak kemajuan dilaporkan, data-data meningkat tapi nggak ada dampak ke PDB. Ini menandakan kemajuan itu belum cukup itu yang jadi persoalan," sambungnya.

Tidak meningkatnya PDB disebutnya karena selama ini tidak ada kepercayaan dari investor. Selama ini disebutnya investor tidak percaya dengan pemimpin yang berkuasa.

"Kalau saya amati kenapa PDB nggak bisa naik itu berarti investor kita menahan-nahan investasi. Kenapa dia nggak mau investasi, ini soal trust (kepercayaan)," kata Arbi.


"Trust dari pemimpin ini belum bisa meyakinkan orang untuk menanam uangnya kalau uang itu akan untung dan tidak hilang itu soal trust. Ini yang jadi problema dasar. Kalau dulu kan ini trustnya berkurang jadi PDB lebih tinggi dan orang berani mengambil risiko menaruh uangnya dan tidak hilang tapi untung," pungkasnya. (dna/dna)

Hide Ads