Salah satu produsen smartphone yang melakukan hal tersebut adalah OPPO. PR Manager OPPO Indonesia Aryo Meidianto mengatakan ada banyak pengujian yang dilakukan terhadap smartphone OPPO, misalnya ketahanan banting.
"Kalau pengujian banyak sih, ada yang namanya drop test, handphone yang dijatuhkan dari ketinggian mulai dari 1 meter, 1,5 meter, ke lantai marmer. Jadi dibanting-dibanting dilihat lagi masih bagus enggak," jelas Aryo saat berbincang dengan detikFinance beberapa waktu lalu.
"Tapi sebelumnya ada yang namanya pengujian dibakar (dioven) suhu tinggi sama di suhu rendah. Jadi langsung di-switch dari suhu tinggi ke suhu rendah bagaimana, pecah atau enggak, retak atau enggak. Kalau dari suhu rendah itu bagaimana. Suhu rendah itu handphone masih jalan enggak. Di suhu tinggi handphone-nya bisa jalan enggak," sambungnya.
Pengujian suhu ini menurutnya dilakukan agar smartphone OPPO bisa digunakan di berbagai negara yang memiliki temperatur suhu berbeda-beda. Mengingat sebaran produk OPPO sudah menjangkau ke 30 negara.
"Karena kan suhu itu mempengaruhi soal pasar kita kan. Kita enggak bisa bikin handphone (untuk) Asia saja, harus ke Eropa. Kalau handphone-nya suhu segini ke suhu segini bisa enggak jalan, kalau suhunya panas gini bisa enggak dia jalan," jelasnya.
Selain itu, OPPO juga melakukan pengujian pada produk pelengkap seperti kabel dan headset. Tes dilakukan dengan pasang-cabut kabel USB hingga 1.000 kali.
Baca juga: Oppo R17 Pro Bisa ke Indonesia berkat Find X |
"Yang paling sadis itu Find X gak biasanya itu dipelintir. Terus yang kedua tesnya itu di celana ada kantongnya terus ditekan. Headset juga ditaruh ke tempatnya terus diputar (kabelnya), putus apa enggak. Kabel juga begitu," ungkapnya.
OPPO juga melakukan weather test. Perangkat OPPO diuji simulasi hujan sambil menjalankan sebuah aplikasi. (ega/ara)
