Sama seperti peserta aksi lainnya, mereka juga mengeluhkan haknya yang belum dipenuhi yakni pesangon. Sementara mereka mengaku sangat butuh hak tersebut untuk menyambung hidup.
"Kami nganggur di rumah. Jadi sangat mengharapkan pesangon ini," kata Eva kepada detikFinance di Gedung Ricoh, Jakarta, Rabu (9/1/2018).
Eva mengatakan, MDRN selaku induk dari PT Modern Sevel Indonesia (MSI) yang telah bangkrut, mencicil pembayaran pesangon. Namun pembayaran itu tersendat.
"Bayarnya nyicil, terakhir itu Juni 2018. Itu juga kurang dari 15%," ujarnya.
Menurut Eva hak pesangon dari masing-masing pegawai berbeda-beda jumlahnya. Namun menurutnya kisaran di bawah Rp 100 juta.
Sementara Muher mengaku sangat membutuhkan uang pesangon itu untuk menyekolahkan anaknya. Dia memiliki anak kembar yang saat ini harus meneruskan pendidikan ke bangku SMA.
"Buat bayar sekolah, anak saya kembar dari SMP mau ke SMA. Duitnya dari mana, jadi saya sangat mengharapkan," ucapnya. (das/zlf)