Hal itu pun langsung mendapatkan tanggapan dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang hadir belakangan. Dia menekankan bahwa pemerintah sulit jika harus memberikan subsidi untuk KA Bandara.
"Memang KA Bandara untuk Medan dan Jakarta ini tidak kita berikan subsidi. Karena memang dulunya proposal Railink ini komersial," ujarnya.
Menurut Budi jika didesak tetap memberikan subsidi untuk KA Bandara maka prosesnya akan sangat sulit. Sebab pemerintah harus membuat produk kebijakan hukum yang baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lagipula, Budi mengaku yakin, tarif KA Bandara saat ini bisa diterima masyarakat jika pelayanannya sudah semakin baik dan semakin luas. Bahkan dulu saat KA Bandara masih berbentuk kajian, diusulkan tarifnya mencapai Rp 100 ribu.
Sementara Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Zulmafendi mengusulkan agar PT Railink lebih baik melakukan pertimbangan secara internal, apakah ada kemungkinan perusahaan bisa melakukan efisiensi agar tarif lebih murah
"Kalau subsidi memang agak berbeda, aturannya juga berbeda. Sebelum kita terlalu jauh bahas itu, kita ingin dari Railink melihat ke dalam dulu apa ada hal yang bisa diperbaiki, sehingga bisa disesuaikan. Kita juga berharap manajemen melakukan upaya-upaya lain sehingga ada substitusi tarif itu," tegasnya.