Jurus OPPO Bidik Konsumen di RI

Jurus OPPO Bidik Konsumen di RI

Robi Setiawan - detikFinance
Selasa, 15 Jan 2019 11:29 WIB
Foto: Shutterstock
Jakarta - Setiap negara memiliki ciri khas dan budaya masing-masing. Untuk itu karakteristik masyarakatnya pun berbeda dengan negara lainnya. Hal ini juga yang dirasakan oleh produsen smartphone asal Negeri Tirai Bambu, OPPO, di Indonesia dibandingkan di negara asalnya.

PR Manager OPPO Indonesia Aryo Meidianto mengatakan bahwa karakteristik konsumen smartphone di Tanah Air sulit ditebak. Sehingga untuk mengetahui keinginannya perusahaan kerap mengadakan survei.

"Konsumen Indonesia unik, susah dibaca, susah tahunya maunya apa, makanya kemarin agak susah mau bikin handphone seperti apa. Makanya mau bikin itu survei dulu," ungkap Aryo saat berbincang dengan detikFinance beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Selain itu cara pemasaran atau marketing antara kedua negara juga memiliki perbedaan. Hal itu menurutnya karena perbedaan kebiasaan masyarakatnya dalam merayakan sesuatu.

"Di Indonesia marketingnya susah, kalau di China kan banyak banget kaya promo kan, ada single's day, ada apa, bikin special edition. Kalau di Indonesia bikin special edition kaya edisi Natal atau edisi apa segala macam itu agak kurang," katanya.

Dengan tantangan seperti itu, OPPO juga telah menyesuaikan teknik marketing dengan minat konsumen di Indonesia. Menurutnya konsumen di Indonesia lebih tertarik dengan adanya artis pada iklan smartphone.

Beberapa artis Indonesia yang digandeng OPPO di antaranya Chelsea Islan, Raisa, sampai Isyana Sarasvati. Meski begitu, Aryo mengungkapkan bahwa pihaknya tengah berupaya untuk mengurangi kadar artis pada promosinya.

"Kadarnya mau dikurangin agar lebih tahu produknya. Mereka (artis) sudah cukup membantu kami membuat persona," jelasnya.


Sementara saat ditanya soal persaingan smartphone di kampung halamannya dengan Indonesia, Aryo mengungkap bahwa tak ada perbedaan karena diisi oleh pemain yang sama dengan di Tanah Air.

"Persaingan di China sama Indonesia kurang lebih mirip-mirip. China juga sudah tidak banyak pemainnya. Sama saja persaingannya itu saja," kata Aryo.

"Kalau untuk market share mungkin kami tidak di nomor satu, tapi untuk di smartphone premium kami masih di nomor satu," sambungnya. (prf/hns)

Hide Ads