"Investor banyak (yang akan masuk). Banyak yang sudah menghubungi saya. Mereka investor kelas kakap, mulai dari hotel, wisata buatan, pokoknya banyak sekali," ujar Jeje kepada detikFinance, Selasa (15/1/2019).
Menurut Jeje, KEK adalah sebuah jalan terobosan menuju penguatan pariwisata Pangandaran yang berkelas dunia. Dengan menyandang status KEK, menurut Jeje, perhatian dan anggaran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi akan lebih besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun lahan peruntukan utamanya hanya seluas 200 hektare, kata Jeje, dampak ekonominya akan meluas. Hal pasti, kata dia, akan semakin banyak wisatawan berkunjung ke Pangandaran.
Rencana realisasi KEK menjadi kabar gembira bagi banyak pihak, tak terkecuali komunitas pengusaha jasa wisata lokal. Ketua Kelompok Penggerak Pariwista (Kompepar) Kabupaten Pangandaran Edi Rusmiadi meyakini KEK akan mendongkrak pariwisata Pangandaran.
Hanya saja, Edi memberi catatan, proses pembangunan harus menampung masukan masyarkat. Edi berharap, konten-konten kearifan lokal yang menjadi potensi pariwisata Pangandaran tidak ditinggalkan.
"Jangan sampai pertumbuhannya seperti kota-kota metropolitan dan melupakan keunikan atau kekhasan Pangandaran," kata Edi.
Selain bagi investor, Edi juga berharap KEK mendatangkan manfaat yang sama besar bagi para pelaku usaha kecil yang selama ini sudah terbangun.











































