Ketua Komisi XI Geram Kampungnya Disebut Paling Miskin oleh Bambang

Ketua Komisi XI Geram Kampungnya Disebut Paling Miskin oleh Bambang

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 16 Jan 2019 18:33 WIB
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro. Foto: Pool
Jakarta - Ketua Komisi XI Melchias Marcus Mekeng geram ke Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro. Sebab kampung halamannya, NTT, disebut sebagai provinsi dengan tingkat kerentanan miskin paling tinggi.

Kejadian itu terjadi saat Bambang menjelaskan kondisi tingkat kemiskinan Indonesia saat rapat dengar pendapat dengan pemerintah. Dia masuk dalam penjelasan data yan bersumber dari BPS mengenai provinsi dengan tingkat kerentanan miskin paling tinggi

"Mohon maaf untuk Pak Ketua dan Pak Johnny Plate, provinsi dengan tingkat kerentanan tertinggi adalah NTT 27,4%, disusul Aceh 26% dan Lampung 26%. Jadi ini tidak melulu masalah timur-barat, tapi masalah spesifik pada provinsinya," kata Bambang di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (16/1/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maksud Bambang menjelaskan data tersebut adalah, bahwa masyarakat yang ada dalam rentan kemiskinan tidak melulu yang berada di wilayah timur Indonesia. Ada aspek lain yang membuat sebuah provinsi memiliki tingkat kerentanan miskin yang tinggi.

Misalnya ciri-ciri masyarakat rentan miskin adalah 43% rumah tangga yang tidak punya akses sanitasi yang layak dan 37% tidak punya akses air minum layak. Lalu sebanyak 54% masyarakat rentan miskin ada di kota sedangkan 46% juga ada di kota.

Setelah Bambang menyelesaikan paparannya, Mekeng langsung memotongnya. Dia bertanya langsung kepada Kepala BPS Suhariyanto alias Kecuk.

"Mengenai kerentanan, apa benar NTT paling rentan? Saya tidak percaya warga Papua di gunung lebih makmur dari NTT. Coba jelaskan," tegasnya.

Kecuk pun menjelaskan, tingkat kerentanan miskin berbeda dengan tingkat kemiskinan. Untuk tingkat kemiskinan Papua memang lebih tinggi dari NTT

"Untuk di Papua memang kemiskinan lebih tinggi dari NTT. Tetapi kita bicara kerentanan, di Papua jatuhnya miskin bukan rentan miskin. Seperti itu pak," terangnya.

Mendengar jawaban itu, Mekeng justru mengungkapkan kegusarannya melihat kondisi kampung halamannya itu. Menurutnya penyebab tingkat kerentanan miskin NTT tinggi lantaran infrastruktur yang buruk.

"Di NTT daerah yang terbelakang, terpencil dan termiskin masih banyak. Kondisi jalan ancur-ancuran, itu yang membuat orang makin miskin. Kalau di kota beli semen Rp 300 ribu di desa Rp 700 ribu, beli beras di kota Rp 10 ribu di desa Rp 30 ribu," terang Mekeng.

Dengan nada tinggi, Mekeng meminta pemerintah untuk fokus pada perbaikan jalan di desa-desa khususnya di NTT. Dirinya pun mengkritik pemerintah yang lebih banyak membangun jalan tol ketimbang jalan di daerah.


"Jadi yang harus disiapkan pemerintah itu jalannya. Kalau jalan tol dibangun terus tidak juga buat orang di kampung sejahtera. Harus dibangun juga jalan-jalan di kampung itu. Kalau jalan tidak pernah diperbaiki, kemiskinan tidak akan pernah teratasi. Justru ini ada di tangan Pak Bambang," ujarnya.

Bambang kembali menjelaskan mengenai kemiskinan di NTT. Dia mengatakan bahwa dari sisi persentase jumlah kemiskinan paling tinggi di Papua, namun NTT di posisi ketiga.

Hal itu kembali membuat geram Mekeng. Bahkan dia mengingatkan dan membawa-bawa isu politik bahwa penduduk NTT hampir seluruhnya pendukung Jokowi.

"Pak, ingat NTT itu pilih Jokowi semua, jadi perbaiki NTT biar tidak jadi termiskin. Tolong sampaikan ke Pak Jokowi, bahwa NTT tidak mau jadi termiskin ketiga," ucapnya.

(das/ang)

Hide Ads