Fauzi, petani buah naga di Desa Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi mengaku rugi sekitar Rp 20 juta. Ini lantaran buah naga hasil panen di lahan seperempat hektar yang ditanaminya tak laku dijual.
"Dijual pun rugi. Karena harganya hanya Rp 1.000. Kerugian total Rp 20 juta mulai obat, pupuk hingga panen. Makanya saya tidak panen ini kita biarkan di pohon," ujarnya kepada detikcom, Senin (21/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harga Rp 1.000 sudah tidak lagi laku. Pengepul juga sudah tutup tidak mau ambil lagi untuk grade A, B dan apalagi yang C," tambahnya.
Hal yang sama diungkapkan oleh Ukri, warga Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng Banyuwangi. Dari lahan satu hektar yang ditanam buah naga, dirinya merugi sekitar Rp 60 juta.
"Karena tidak laku. Harga anjlok seperti ini karena memang tidak ada pengepul yang mengambil dan kami kesulitan pemasaran," kata Ukri. (hns/hns)