Kedua orang yang jago soal ekonomi ini kumpul di Tjikini Lima, Jakarta Pusat dalam acara Forum A1 Inisiatif Indonesia. Acara tersebut dipandu oleh Imam Prasodjo sosiolog dari Universitas Indonesia.
"Bu Sri Mulyani bisa dijelaskan tantangan ekonomi Indonesia tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya," kata Imam membuka acara, Jakarta Pusat, Selasa (22/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanpa basa-basi, Sri Mulyani pun langsung menjelaskan bahwa ekonomi Indonesia hingga saat ini masih dihadapkan oleh tantangan yang berasal dari ekonomi dunia.
Tantangan tersebut mulai dari kenaikan suku bunga acuan The Fed dan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
"Itu menyebabkan arus modal asing keluar," kata Sri Mulyani.
Namun Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini pun mengungkapkan bahwa di tengah ketidakpastian global pemerintah masih bisa menutup tahun 2018 dengan pertumbuhan ekonomi di level 5,17% dan inflasi di level 3,2%.
"Kalau kita bicara growth kita masih tertinggi ketiga (di G20), itu bagus, masih di bawah India dan China," ujar dia.
Sementara itu, Chatib Basri mengatakan capaian pemerintah di tahun 2018 menjadi tahun paling berat bagi pemerintah menstabilkan perekonomian nasional.
"Kalau menurut saya 2018 itu berat, karena tekanannya itu wah, waktu 2013 penyebabnya satu karena AS kembali naikin suku bunga," kata Chatib.
Hadir pula dalam forum A1 Happy Salma sebagai pelaku industri yang sekaligus artis Indonesia yang gemar dengan teater.
Saksikan juga video 'Prabowo Janjikan Pertumbuhan Ekonomi RI 7-8%, Praktisi: Berat!':
(hek/ara)