Salah satu petani buah naga, Murdiati asal Desa Bagorejo, Kecamatan Srono menjelaskan, panen raya buah naga tahun ini memang tidak menguntungkan bagi para petani. Karena harga di pasaran hanya sekitar Rp 1.000 hingga Rp 2.000.
Murdiati mengakui bahwa anjloknya harga buah naga ini tak lepas dari melimpah ruah nya buah naga panen raya pada bulan-bulan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan hasil seperti ini, saya dan suaminya mulai berpikir untuk mengubah lagi lahan ini. Saya sudah mulai tanami dengan bibit srikaya," pungkasnya.
Sementara itu data dari Dinas Pertanian Banyuwangi, saat ini, produksi buah naga memang terus meningkat. Ada lima kecamatan di Banyuwangi yang sedang panen raya secara bersamaan.
Produksi buah naga di Banyuwangi terus meningkat tiap tahun. Pada 2012, produksinya masih sebesar 12.936 ton (2012), lalu meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi 42.349 ton pada 2017.
"Banyak petani yang mengalihkan lahannya dari sawah padi menjadi buah naga karena tergiur keuntungannya. Namun, ketika panen bersamaan memang harganya berpotensi turun," ujar Arief Setiawan, Kepada Dinas Pertanian Banyuwangi. (dna/dna)