Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, impor jagung kembali dibuka karena pasokan kurang. Jelasnya, saat diputuskan impor 100 ribu ton ada informasi dari Kementerian Pertanian (Kementan) pasokan jagung akan cukup karena masuk panen, tapi, ternyata permintaan dari peternak masih banyak.
"Pada waktu kita putuskan impor 100 ribu ton, itu kita itu informasi yang ada itu jagung surplus, atau bukan surplus, akan segera panen, dan kalau panen akan surplus. Udah, kita impor yang 100 ribu. Nah, begitu 100 ribu selesai masuk, permintaannya masih banyak dari peternak-peternak kecil dan menengah baik petelur maupun pedaging," katanya.
Darmin kemudian meminta agar Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Perum Bulog memastikan kondisi di lapangan terutama di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal data, Darmin mengatakan berasal dari Kementan. Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) ini menyebut, data Kementan terjadi panen pada Januari tapi ternyata tidak.
"Ya artinya datanya memang dari data Kementan, ya artinya Januari sebenarnya mestinya sudah ada panen kalau menurut data. Tapi faktanya, mana, peternak, mereka bilang, ini peternak kecil menengah ini kan susahnya. Dia bilang, kalau harganya tinggi begini kita jual aja ini ayam. Jual jadi pedaging, kan repot," tutup Darmin.