Metromini Tak Lagi Jaya, Masih Adakah Penumpangnya?

Senja Kala Metromini

Metromini Tak Lagi Jaya, Masih Adakah Penumpangnya?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Minggu, 03 Feb 2019 11:02 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Metromini dahulu selalu menjadi andalan masyarakat Jakarta untuk berpergian. Di manapun, kapanpun, ke manapun Metromini sangat mudah ditemui.

Namun, di usia senjanya kini Metromini mulai pudar dari mata masyarakat, kemunculan transportasi-transportasi baru di Jakarta mulai menggeser bus oranye-biru ini. Mulai dari Transjakarta hingga transportasi online, memberikan masyarakat lebih banyak pilihan moda transportasi dengan harga hingga kemudahannya masing-masing.

Di tengah kondisi yang memojokkan Metromini di ujung jurang eksistensinya, beberapa orang masih setia dan mau menumpang Metromini menuju tempat yang akan dituju. Memang tidak seramai dahulu, tapi setidaknya masih ada 3-5 orang menumpang sekali bus tersebut jalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Banyak alasan diungkapkan, mulai dari kemudahan naik dan turun, kecepatannya, bahkan ada juga yang beralasan 'kepepet'. Ali misalnya, dia mengaku telah menjadikan Metromini sebagai transportasi andalannya dalam berpergian sejak ia muda, fleksibelitas Metromini menjadi alasannya menggemari angkutan ini.

"Saya memang dari dulu udah naik Metromini, berasa sih sekarang makin sedikit. Saya sih suka ribet ya yang fleksibel aja, kalau naik Metro kan tinggal naik, bayar ongkos ke kenek, simplenya itu sih mesti beli kartu isi segala macem," ungkap Ali saat ditemui detikFinance, Selasa (29/1/2019).

Satu-satunya yang ia keluhkan adalah kini Metromini terlalu lama 'ngetem' mencari penumpang. Siang itu, Ali ingin mengunjungi kerabatnya di daerah Radio Dalam, dia menumpang Metromini dari Lebak Bulus.

"Sekarang ya ngetemnya itu makin lama padahal kalau udah jalan mah cepat banget kan bukan Metro namanya kalau ngebut, susah juga sih emang nyarinya, di belokan mau Pondok Indah ini emang ada terus kan. Ya dari dulu juga naik Metro mahal-mahal banget, sesuai lah nih Rp 4.000," katanya.




Lain lagi dengan Silmi, wanita ini mengatakan rela naik Metromini karena 'kepepet'. Hari itu Silmi ingin pergi menuju Mall Poins Square bersama ibunya, awalnya dia menunggu bus Mini Trans di Radio Dalam, namun karena terlalu lama akhirnya dia naik Metromini.

"Ya saya rada kepepet juga naik Metromini, ya kasian ibu saya kepanasan nunggu Mini Trans. Udah lah sama aja juga kan sampai Lebak Bulus juga yang penting, biar cepet aja," ungkap Silmi.

Silmi mengatakan kekurangan Metromini adalah fasilitasnya, mulai dari udara yang pengap dan panas hingga kursi yang tidak terlalu empuk. Namun, dia mengatakan lebih baik naik Metromini sekarang daripada saat masa jayanya.

"Ya fasilitasnya sih paling, pengap kan ini kurang adem, kursinya juga kurang enak kurang empuk, belom lagi supirnya kaya punya rem 'grasa-grusu'. Cuma mending naik Metromini sekarang, bisa duduk udah sepi soalnya, coba dulu mau jam berapa juga rame-rame aja kan, pasti berdiri kita kalau naik di tengah gini," kata Silmi.




Lalu Murni, salah satu penumpang yang lain mengakui bahwa setiap harinya dia menumpang Metromini menuju tempat kerjanya, Mall Blok M. Menurutnya, kemudahan naik dan turun Metromini menjadi nilai lebih.

"Setiap hari saya naik Metromini memang ya, ini lagi masuk siang saya kerja. Naik turunnya gampang kalo Metromini makanya saya naik ini terus, naik dari Pasar Jumat bebas aja kan mau di halte mau nggak, berhenti di terminal udah tinggal jalan aja ke tempat kerja dekat dah," ungkap Murni.

(erd/dna)

Hide Ads