Apalagi, tema yang akan dibahas pada debat kedua nanti mengenai sektor energi, pangan, lingkungan hidup, dan infrastruktur.
Pasangan nomor urut 01 memiliki catatan cukup baik di sektor energi dan infrastruktur. Namun, pasangan nomor urut 02 memiliki peluru yang cukup untuk mendebat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Energi dan Pangan Jadi Isu Seksi
Foto: Tim Infografis
|
"Debat kedua itu hampir semuanya seksi, tapi yang menjadi isu selama ini isu krusial, pertama energi dan pangan," kata Enny saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Senin (4/2/2019).
Enny menjelaskan, kedua isu tersebut menjadi menarik karena menyangkut persoalan mendasar yang harus dipenuhi oleh negara dalam hal ini pemerintah.
"Karena kalau kedua hal itu tidak bisa keluar dari ketergantungan, maka sampai kapan pun kita tidak punya daya saing," ujar dia.
Mengenai pangan, kata Enny, persoalannya adalah kapan Indonesia akan berdaulat pangan meskipun pemerintah belakangan ini berhasil menjaga stabilitas harga dengan level inflasi relatif rendah.
Apalagi, pemerintah masih bergantung dengan impor dalam memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Sedangkan di sektor energi, kata Enny Indonesia masih menjadi negara net importir.
Dengan dua isu tersebut, kata Enny, diharapkan kedua pasangan calon bisa mengadu konsep dan gagasan untuk memecahkan persoalan yang ada selama ini.
2. Peluru Debat Prabowo
Foto: Tim Infografis
|
Tema debat kedua kali ini adalah mengenai energi, pangan, lingkungan hidup, dan infrastruktur. Meski tidak spesifik membahas mengenai utang, namun adanya infrastruktur yang dibahas akan membuat kubu oposisi mengkritik soal utang.
"Sudah pasti ada, terutama infrastruktur, karena kita lihat pembangunan infrastruktur gencar," ujar Direktur Eksekutif INDEF Enny Sri Hartati saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Senin (4/2/2019).
Menurut Enny, ada celah kritik yang bisa dilontarkan oleh oposisi di luar dari utang untuk membangun infrastruktur. Adalah, dampak infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi sekitar.
Meski demikian, Enny berharap bahwa debat pilpres pada 17 Februari mendatang lebih kepada adu konsep dan gagasan program untuk membenahi persoalan-persoalan yang belum diselesaikan.
3. Hati-hati Soal Data Pangan
Foto: Fuad Hasim/Tim Infografis
|
"Dari sisi pangan, kritisnya masalah data untuk produksi pangan," kata Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Senin (4/2/2019).
Faisal menilai, data pangan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla masih belum tercatat dengan baik. Mulai dari konsumsi, sebaran antar daerah. Hal itu, kata Faisal menjadi penyebab keluarnya kebijakan impor di waktu yang tidak tepat.
Meski demikian, kata Faisal, calon pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin bisa menjual keberhasilan pemerintah dalam membangun infrastruktur hingga stabilisasi harga pangan melalui level inflasi relatif rendah.
Halaman 2 dari 4