Sultan Hassanal Bolkiah mengatakan, panen perdana padi asal Indonesia ini diperkirakan mencapai 5,5 hingga 6,5 ton gabah kering giling per hektar atau setara dengan dua kali di atas rata-rata hasil panen varietas padi lain di negara Brunei Darussalam.
"Alhamdulillah, hasil panen diperkirakan sesuai dengan harapan. Maka itu, ke depan kita akan kembali melakukan impor benih padi Sembada 188," kata Sultan Hassanal dalam keterangan tertulis, Rabu (13/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan sebaiknya benih Padi Sembada 188 segera disebarluaskan ke semua petani di Brunei Darussalam untuk meningkatkan ketahanan pangan Negeri Petro Dollar tersebut.
Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam Sujatmiko mengatakan, kesempatan ini sebaiknya mampu diikuti dengan masuknya produk-produk penunjang pertanian lain seperti pupuk, traktor pengolah tanah dan pemanen padi ke Brunei Darussalam.
"Kepercayaan pemerintah Brunei Darussalam menjadi pemicu bagi perusahaan untuk melakukan yang terbaik. Perusahaan akan terus melakukan pengawalan dan knowledge sharing kepada para petani Brunei Darussalam bagi keberhasilan penanaman padi Sembada 188 di masa mendatang," katanya.
Selain kawasan Wassan Padi Field seluas 265 hektar, pihak Kementerian Sumber-sumber Utama dan Pelancongan Brunei Darussalam akan mengembangkan lahan seluas 500 hektar di kawasan Kandol, Kuala Belait.
Baca juga: Tips Sukses Kembangkan Padi Organik |
"Nah, Sembada 188 diharapkan dapat mendongkrak hasil tanam padi nasional Brunei dari 2.349 ton padi pada tahun 2017 menjadi 3.000 ton pada tahun 2018 dan 4.000 ton pada tahun 2020," pungkas Sujatmiko.
Sebagai catatan, Indonesia berhasil mengekspor padi varietas tersebut sebanyak 2 ton. Padi itu sudah disebar ke petani untuk ditanam di lahan seluas 265 hektar. Kabarnya, saat ini pihak Brunei kembali sedang dalam proses mengimpor benih sebanyak 2,5 ton untuk musim tanam mendatang. (prf/hns)











































