Hasilnya, peternak di Blitar tidak lagi kerepotan mendapatkan pasokan jagung pakan untuk ayam-ayam ternaknya.
"Sekarang petani tidak lagi was-was saat panen musim penghujan (jagungnya-Red) tidak bisa jual. Dan bagi kami pasokan jagung tetap tersedia," kata Sukarman, Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (Putera) Blitar usai menyaksikan panen jagung di Kabupaten Lamongan, tepatnya di Desa Mojorejo Kecamatan Modo Kabupaten Lamongan, Jawa Timur Rabu awal Februari lalu.
Sukarman bercerita, sebelum ada kesepakatan ini, peternak dan petani bekerja sendiri-sendiri. Petani bekerja sendiri saat berusaha menjual jagungnya di musim penghujan, peternak Blitar juga bekerja sendiri mencari jagung ke mana-mana. Tidak ada kerjasama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perhari peternak ayam layer mandiri di Blitar membutuhkan sebanyak 1.200-1.500 ton per hari. Mewakili peternak Blitar, Sukarman berharap model kerjasama sebagai solusi yang baru pertama kalinya dibuat Kementan ini, dapat ditularkan ke daerah-daerah sentra peternakan ayam lainnya.
"Mudah-mudahan ke depannya kami peternak ayam Blitar tidak kesulitan jagung lagi. Karena produsen (jagung) dari Lamongan langsung kita beli melalui melalui Bulog. Ini belum pernah ada sebelumnya, ini terobosan yang terbaik menurut saya," tambahnya.
Untuk kelancaran dan keberlanjutan realisasi kesepakatan, Mentan Amran meminta agar segera dikirimkan bantuan berupa 10 traktor untuk menanam jagung, dan bantuan 20 dryer (pengering) diberikan pada peternak Blitar dan petani Lamongan.
"Ini manfaatnya pada saat panen di musim penghujan, jagung diserap oleh Bulog, masuk ke dryer untuk kemudian kami peternak Blitar beli. Ini keuntungannya," kata Sukarman. (dna/dna)











































