Tiket Pesawat Garuda Sudah Turun Tapi Menhub Sebut Masih Mahal

Tiket Pesawat Garuda Sudah Turun Tapi Menhub Sebut Masih Mahal

Trio Hamdani - detikFinance
Sabtu, 16 Feb 2019 08:32 WIB
1.

Tiket Pesawat Garuda Sudah Turun Tapi Menhub Sebut Masih Mahal

Tiket Pesawat Garuda Sudah Turun Tapi Menhub Sebut Masih Mahal
Foto: (Afif/detikTravel)
Jakarta - Garuda Indonesia Group melalui lini layanan full service Garuda Indonesia dan Low Cost Carrier (LCC)Citilink Indonesia sertaSriwijaya Air-NAM Air Group mengumumkan penurunan harga tiket di seluruh rute penerbangan domestik sebesar 20% per tanggal 14 Februari 2019.

Namun masih ada yang menyebut kalau harga tiket maskapai tersebut tetap mahal. Bahkan kondisi tersebut dicek langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Bagaimana informasi selengkapnya? Baca berita selengkapnya yang dirangkum detikFinance, Sabtu (16/2/2019)

Mahalnya harga tiket tersebut dicek langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Budi Karya sepakat harga tiket hingga Jumat (15/2) masih mahal.

"Saya tadi pagi juga cek harga, hari ini masih mahal," katanya saat ditemui di Kantor LKPP, Jakarta, Jumat (15/2/2019).

Mengetahui hal itu, Budi Karya mengatakan langsung meminta Garuda Indonesia segera melakukan koreksi terhadap harga tiket yang masih mahal itu.

Saat ditanya apakah penurunan 20% masih dianggap mahal, dia justru menilai masih ada tiket yang belum melakukan penyesuaian penurunan harga 20%.

Untuk itu, dia meminta maskapai tersebut segera melakukan penurunan harga tiket secara konsisten.

"Harus dilakukan secara cepat dan konsisten. Memang ada alasan sisa-sisa stok pada Traveloka dan sebagainya. Kita akan bicara. Saya tetap berpikiran positif," tambahnya.

Budi Karya memantau maskapai untuk menurunkan harga tiket pesawat. Itu dilakukan menyusul Garuda Indonesia Group yang menurunkan harga tiket sebesar 20%.

Menurut Budi Karya, semestinya penurunan harga tiket Garuda Group diikuti oleh maskapai lain.

"Nanti kita pantau yang lain. Mestinya memang ada penurunan ya. Biasanya mereka (maskapai) sudah memposisikan dirinya di posisi tertentu," katanya saat ditemui di Kantor LKPP, Jakarta, Jumat (15/2/2019).

Dia menilai, jika maskapai lain tidak menurunkan harga tiket tentunya akan ditinggalkan oleh penumpang. Pasalnya penumpang bakal beralih ke Garuda yang sudah menurunkan harga.

"Ya kalau nggak melakukan (penurunan harga) dia nggak laku, di Garuda semua," sebutnya.

Harga avtur ditengarai menjadi penyebab tingginya harga tiket pesawat. Mahalnya harga avtur diduga karena PT Pertamina (Pertamina) menjadi pemain tunggal alias monopoli.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, dirinya ingin supaya avtur tidak dimonopoli Pertamina.

"Kita mau membuat itu supaya jangan monopoli lah," katanya di kantornya, Jumat (15/2/2019).

Saat ditanya apakah ada pemain baru dan penurunan harga avtur, Luhut belum berkomentar banyak. Luhut sendiri buru-buru meninggalkan kantor.

"Belum tau, mereka masih dikaji," terangnya.

Hide Ads