Hal ini disampaikan dalam acara Dialog Ekonomi di Kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Acara ini adalah dialog Direktur Jendral Pajak, Direktur Jenderal Bea dan Cukai dan Badan Kebijakan Fiskal (BKF). Kemudian hadir asosiasi pengusaha seperti Apindo, Kadin, Hipmi, Konsultan Pajak, BUMN dan pelaku usaha lainnya.
"Tujuannya saya kumpulkan di sini saya ingin menyampaikan terima kasih ke seluruh dunia usaha. Karena alhamdulillah kita sudah tutup tahun 2018, itu bukan tahun yang mudah," kata Sri Mulyani di kantor DJP, Selasa (19/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian nilai dolar yang diasumsikan Rp 13.400 per dolar AS melemah ke posisi Rp 15.000 per dolar. Lalu suku bunga di Amerika Serikat (AS) diekspektasikan naik 4 kali dalam setahun, ini yang menyebabkan aliran modal emerging market terpengaruh.
"Ada banyak kekhawatiran seperti perang dagang AS dan China," jelas dia.
Namun Sri Mulyani menjelaskan seluruh tantangan tersebut berhasil dilewati oleh Indonesia. Pemerintah menutup keuangan negara dengan suasana yang baik kombinasi prestasi dan keberuntungan.
"Sekali lagi dalam kesempatan ini kami sampaikan ke bapak ibu sekalian, terima kasih. 2018 kami tutup dengan sangat baik. Itu kombinasi dari harga minyak, kurs, pertumbuhan ekonomi dan ketaatan kepatuhan bapak ibu, rela atau tidak rela, saya harap rela untuk bayar pajak. Ke Tim kami di DJP dan bea cukai," imbuh dia.
Baca juga: Sri Mulyani: Di ASEAN Unicorn RI Luar Biasa |
Saksikan juga video 'Sandiaga Umbar Janji Hapus Pajak UMKM':
(kil/eds)