Luhut mengatakan, jika harga pangan dipaksa untuk diturunkan, maka nasib petani dan peternak justru akan tertekan. Hal itu disampaikannya dalam acara Lecture Series on Indonesia's Maritime Diplomacy: The Current Challenges di Auditorium Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta, Jumat (22/2/2019).
"Orang bilang mau nurunin beras, beras diturunin beras, gula diturunin, telur murah, lah petaninya? Kalau berasnya terlalu murah ya cost-nya ada," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luhut menilai, pihak yang mengumbar janji itu lupa bahwa titik keseimbangan merupakan hal yang terpenting. Jika hanya mementingkan konsumen maka produsen akan mati.
"Jadi harus mencari titik imbangnya supaya sejalan, jadi tidak hanya untuk nurunin saja," tambahnya.
Sebelumnya salah satu pihak yang berjanji menurunkan harga pangan adalah Capres Nomor Urut 02 Prabowo Subianto. Dia berjanji akan menurunkan harga telur di program 100 hari kerja jika dia terpilih jadi Presiden.
Hal itu diutarakannya di hadapan emak-emak yang tergabung dalam Forum Komunikasi Majelis Ta'lim (FKMT) serta relawan Aliansi Pencerah Indonesia (API).
"Kita akan bekerja untuk emak-emak semuanya. Insyaallah kalau hitungan saya harga daging, harga telur, harga ayam, bisa kita turunin dalam 100 hari pertama. Harga beras saya juga feeling hitungan saya bisa kita turunkan," tegas Prabowo di Desa Bojong Koneng, Bukit Hambalang, Babakan Madang, Bogor, Jumat (8/2/2019). (das/ara)