"2018 kita pula ada 4 kali kenaikan suku bunga dari The Fed terjadi koreksi nilai tukar, BI melakukan kenaikan 7 kali. Tapi ekonomi kita tetap naik 5%" kata Sri Mulyani dalam acara CNBC Economic Outlook 2018 di Hotel Westin, Jakarta, Kamis (28/2/2019).
Tekanan eksternal dengan kenaikan bunga The Fed masih mampu diantisipasi Indonesia karena ketahana ekonomi yang kuat. Padahal ada risiko dari kenaikan bunga The Fed.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tahun 2019, masih ada tantangan yagn dihadapi ekonomi Indonesia. Di tahun ini, ekonomi ditargetkan tumbuh 5,3% dengan menggantungkan pada konsumsi dan investasi.
"Apa itu mampu? Saya jawab mampu. Faktornya konsumsi kuat investasi akan meningkat di mana tanda-tanda kenaikan suku bunga itu kondisi lebih kalem," kata Sri Mulyani.
Para pelaku pasar juga diyakini masih stabil yang membuat nilai tukar rupiah diyakini terjaga.
"Bisa terjadi confident pelaku pasar juga akan lebih terjaga. Apa ini akan diukur dari nilai tukar dari sisi resiliensi itu akan terjaga di tahun 2019," ujar Sri Mulyani. (ara/fdl)