Kementan Lepas Ekspor 25 Ton Kol Berastagi ke Malaysia

Kementan Lepas Ekspor 25 Ton Kol Berastagi ke Malaysia

Robi Setiawan - detikFinance
Senin, 04 Mar 2019 13:25 WIB
Foto: Dok Kementan
Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut Sumatera Utara memiliki 147 jenis produk pertanian unggulan ekspor. Dari jumlah tersebut kubis atau kol asal Berastagi merupakan komoditas hortikultura penyumbang jumlah ekspor terbesar.

"Hingga saat ini ada lima negara tujuan ekspor kubis asal Berastagi, yakni Taiwan, Malaysia, Jepang, Singapura, Korea Selatan," kata Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil dalam keterangan tertulis, Senin (4/3/2019).


Hal tersebut disampaikannya saat melepas ekspor 25 ton kubis ke Malaysia, Kamis (28/2/2019) lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan berdasarkan data statistik Karantina Belawan, ekspor kubis yang keluar dari pelabuhan Belawan selama lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan, kecuali pada tahun ketiga yang mengalami penurunan disebabkan kondisi alam pascaerupsi Sinabung.

Pada 2012 ekspor kubis sebesar 11.747 ton dengan nilai Rp 35,243 miliar, 2013 sebesar 13.133 ton dengan nilai Rp 39,401 miliar, 2014 sebesar 8.933 ton dengan nilai Rp 26,800 miliar, 2015 sebesar 17.043 ton dengan nilai Rp 51,131 miliar, 2016 sebesar 32.680 ton dengan nilai Rp 98,040 miliar.

Baru setelah itu menurutnya pada 2017 dan 2018 volume ekspor komoditas ini mengalami penurunan, yakni pada 2017 hanya sebesar 18.459 ton dengan nilai Rp 55,379 miliar dan pada 2018 sebesar 15.228 ton dengan nilai Rp 45,906 miliar.

"Penurunan selama dua tahun terakhir ini disebabkan semakin ketatnya persyaratan keamanan pangan dari negara tujuan ekspor, terutama Jepang, Korea Selatan, dan Singapura yang memiliki standar syarat keamanan pangan yang cukup tinggi," jelasnya.

Untuk mengatasi hal ini, pada awal 2019 Kementan melalui Barantan melakukan pendampingan kepada para eksportir guna memenuhi persyaratan ekspor, termasuk kepada petani kubis di Brastagi, Kabupaten Karo ini, melalui Karantina Belawan dilakukan mitigasi Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) melalui inline inspection.

Adapun pendampingan mulai dari pertanaman kemudian penanganan pascapanen, sampai ke pengangkutan agar sesuai dengan persyaratan negara tujuan ekspor.

"Penerapan inline inspection insya Allah dapat menjadi solusi untuk kembali meningkatkan volume ekspor kubis asal Sumatera Utara," ungkapnya.

Sebagai informasi pelepasan ekspor melalui pelabuhan Belawan ini juga bersamaan dengan 19 produk lainnya dengan total nilai Rp 272,166 miliar. Kepala Karantina Belawan, Bambang Haryanto pun memberikan rincian data produk yang telah disertifikasi oleh pihaknya masing-masing sebagai berikut:


Kopi biji sebesar 788.845 ton senilai Rp 70,215 miliar, sayuran 50,2 ton senilai Rp 125 juta, kayu manis 125,5 ton senilai Rp 4,076 miliar, pinang biji 1.485 ton senilai Rp 22,275 miliar, karet lempengan 1.577,88 ton senilai Rp 29,976 miliar, karet lembaran 469,08 ton sebesar Rp 1,312 miliar, nipah 151,533 ton senilai Rp 1,057 miliar, dan lidi 26,8 ton senilai Rp 99 juta.

Selanjutnya ada pula getah pinus 79,893 ton senilai Rp 766 juta, gambir 27 ton senilai Rp 945 juta, minyak sawit 13.620,59 ton senilai Rp 122,572 miliar, kelapa parut 45,75 ton senilai Rp 2,057 miliar, kayu oak putih 255,8326 m3 senilai Rp 1,245 miliar, kayu karet 1684,10 m3 senilai Rp 9,428 miliar, ekaliptus sawn timber sebesar 19,7627 m3 senilai Rp 124 juta, teh 24,8 ton senilai Rp 62 juta, kayu olahan 465,13 m3 senilai Rp 1,991 miliar, silver prills/palmitic acid 194,1 ton senilai Rp 1,853 miliar, beef produk 9,103 ton senilai Rp 773 miliar. (ega/hns)

Hide Ads