Menteri Pariwisata Arief Yahya devisa ini akan didapatkan dari kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta orang.
Target ini turun jika dibandingkan dengan target sebelumnya. Pada rapat dengar pendapat (RDP) di DPR tahun 2018 lalu, Arief menyebut pemerintah menargetkan devisa sektor pariwisata US$ 20 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bos BI Beberkan Alasan Dolar 'Mengamuk' Lagi |
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan devisa dari hasil pariwisata merupakan hal yang penting untuk ekonomi nasional.
Dengan target US$ 17,6 miliar diharapkan bisa menjadi penyumbang devisa terbesar setelah kelapa sawit. Sebelumnya batu-bara menduduki urutan kedua perolehan devisa.
"Bagi BI itu langkah penting untuk mengurangi current account deficit (CAD), menambah supply valuta asing dan menstabilkan nilai tukar rupiah," jelas dia.
Menurut Perry devisa itu sektornya bisa melebar dan klasifikasi bisnis akan dilihat dari sektor pariwisata, penerbangan, resort, hotel, restoran dan UMKM.
"Dampaknya ke pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat kita. Pengembangan digital ekonomi akan semakin memberi nilai tambah tidak hanya devisa tetapi juga ekonomi rakyat kita," jelas dia. (kil/dna)