"Saat ini listrik khusus untuk check in, tiba-tiba dimatikan dan tentunya pelayanan kepada penumpang sangat terhambat," kata Direktur Utama Sriwijaya Air Joseph Saul kepada detikFinance, Rabu (27/3/2019)
Joseph menambahkan, pelayanan penumpang semuanya dilakukan secara manual termasuk bagasi. Hal ini menyebabkan sejumlah penerbangan Sriwijaya Air mengalami keterlambatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Semua flight kami melakukan check-in manual. Bahkan timbangan bagasi juga manual sehingga banyak flight yang terlambat bahkan bisa dibatalkan," kata Joseph.
Joseph menambahkan, hal ini terjadi karena masih adanya kewajiban dari maskapai yang belum dipenuhi kepada pengelola Bandara Soetta, PT Angkasa Pura II (AP II) sebesar Rp 38 miliar. Sriwijaya Air sedang berupaya memenuhi kewajiban tersebut.
"Utang kami ke AP II Rp 38 miliar dan saat kami sedang berusaha memperbaiki keuangan Sriwijaya Air Group," tutur Joseph.
![]() |
Perseroan mengaku mengalami kesulitan keuangan. Terlebih lagi ada rencana penurunan tiket pesawat.
"Kami kesulitan sekali, apalagi rencana pemerintah akan menurunkan harga tiket," tambah Joseph.
![]() |