Ini artinya rata-rata tarif adalah sebesar Rp 8.500 setiap penumpangnya.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan besaran tarif tersebut sudah sesuai dengan daya beli masyarakat Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, angka tersebut juga sudah cukup baik untuk pihak MRT sendiri. Untuk penerimaan pihak MRT dipastikan ada dari yang lain.
"Jadi cukup baik lah, meskipun tetap ada subsidi. Nanti bisa berasal dari penerimaan yang berasal dari bukan penumpang," ujarnya.
Baca juga: Grab Janji Bikin Shelter di Stasiun MRT |
Sebelumnya Sri Mulyani menyebut ada beberapa aspek ekonomi yang akan disoroti oleh Kemenkeu. Diperkirakan akan ada berbagai aspek ekonomi yang terdampak dengan hadirnya MRT Jakarta.
"Kita bisa melihat berapa dampak ekonomi dari infrastruktur ini (MRT Jakarta), entah dari nilai propertinya, kegiatan ekonomi atau waktu tempuh dari 130 ribu orang yang akan menggunakan fasilitas ini," paparnya.
Dia meyakini dengan banyaknya masyarakat yang beralih menggunakan transportasi publik tersebut, otomatis penggunaan bahan bakar minyak (BBM) akan lebih efisien.
"Tidak akan menghadapi kemacetan, tidak akan memakan bahan bakarnya, dari mobil atau kendaraan bermotor mereka, yang itu juga pasti akan memberikan penghematan atau dampak ekonomi maupun lingkungan yang sangat baik," ungkapnya.
Ditambah lagi, dengan adanya 13 stasiun, dan 130 ribu pergerakan orang yang diperkirakan menggunakan MRT Jakarta, banyak dampak turunannya yang berefek ke ekonomi.
Simak Juga 'Tarif MRT Rp 10.000/10 Km, Sri Mulyani: Cukup Baiklah':
(kil/eds)