Ditemui di kantornya, Luhut mengatakan pertemuan tadi membahas tentang rencana kerja sama dengan China dalam mengembangkan pendidikan vokasi di Indonesia.
"Sekarang follow up-nya gimana, saya panggil dia (Dubes China) gimana tindaklanjutnya ini, terutama mengenai research tadi itu. Kita kan ketinggalan research, dia mau (bantu). Nanti ujungnya itu pelatihan kita, buat vokasional training, bikin politeknik, itu kerjanya di situ," kata Luhut di kantornya, Jakarta, Senin (1/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luhut menyebutkan, nanti akan dibuat semacam tempat pelatihan yang mampu menampung hingga puluhan ribu orang guna mendapatkan pelatihan.
"Kita buat tadi, itu bisa angkanya besar, saya nggak tahu berapa puluh ribu nanti yang training itu. Jadi nanti ada kita minta Siemens masuk, karena Siemens itu tadi bagus, terus kemudian mereka pernah aplikasikan di Tiongkok dan Tiongkok ini nanti dengan kita. Jadi tripartite ini akan main nanti," paparnya.
Menurutnya, Dubes China merespons dengan baik pertemuan tersebut. Nantinya rencana kerja sama itu akan ditindaklanjuti pekan depan di China dengan Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Kemaritiman Ridwan Djamaluddin.
"Minggu depan janjian, mereka memberikan respons, tanggal 10 mereka nanti akan ketemu di Tiongkok pak Ridwan untuk follow up itu semua gimana trainingnya," ujarnya.
Luhut belum bisa menjelaskan secara mendalam soal implementasi dari kerja sama itu nantinya. Menurutnya formatnya ada bermacam-macam.
"Misalnya ini kan Tiongkok leading dalam masalah bidang metal, itu metalogi. Ini sudah saya minta cari teknologinya itu gimana menyerap kobalt dari nikel. Itu salah satu contohnya. Jadi tidak ada zero waste jadinya, kan bagus," tambahnya. (dna/dna)











































