Mantan direktur pelaksana Bank Dunia (World Bank) ini sebelumnya sempat dikritik dan dicap sebagai 'Menteri Pencetak Utang' oleh Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.
"Kalau menurut saya, jangan disebut lagi lah ada Menteri Keuangan, mungkin Menteri Pencetak Utang. Bangga untuk utang, yang suruh bayar orang lain," ujar Prabowo dalam acara dukungan alumni perguruan tinggi di Padepokan Pencak Silat, Taman Mini, Jakarta Timur, Sabtu (25/1/2019) silam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari ini, Kamis (4/4/2019), Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merilis keterangan pers yang menyebut Sri Mulyani kembali dinobatkan sebagai Menkeu Terbaik di Asia Pasifik 2019.
Sebelumnya, FinanceAsia telah menobatkan Sri Mulyani sebagai Menkeu terbaik se-Asia Pasifik pada tahun 2017 dan 2018. Artinya, istri dari Tonny Sumartono ini sudah tiga tahun berturut-turut jadi Menkeu Terbaik di Asia Pasifik. Hattrick!
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti mengungkapkan, menurut FinanceAsia Sri Mulyani berhasil membawa perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik, dengan mencatatkan defisit anggaran terendah dalam enam tahun terakhir pada 2018 (1,7% dari Produk Domestik Bruto).
"Melalui program Amnesti Pajak yang diluncurkan pada tahun 2016-2017, Menkeu Sri Mulyani juga berhasil meningkatkan kepatuhan pajak (tax compliance), yang pada akhirnya berhasil meningkatkan penerimaan perpajakan," ungkap Nurfransa dalam keterangan tertulis.
Melalui Global Green Sukuk, kata Nurfrasa, Sri Mulyani juga mengantarkan Indonesia menjadi negara Asia pertama yang menjual green bonds, surat utang yang digunakan secara spesifik untuk membiayai proyek-proyek untuk iklim dan lingkungan, yang terjual hingga US$ 1,25 miliar.
"Selain itu, di tengah pelemahan nilai tukar seiring perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, Pemerintah bersama Bank Indonesia juga dinilai berhasil menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," jelasnya.
FinanceAsia ini melakukan penilaian dengan melihat bagaimana para Menteri Keuangan tersebut mengelola keuangan negara dalam kurun waktu satu tahun di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi dan geopolitik global.
Menempel Sri Mulyani, Carlos Dominguez dari Filipina menduduki peringkat kedua di daftar bergengsi ini. Sedangkan peringkat ketiga ada Heng Swee Keat dari Singapura; peringkat empat Josh Frydenberg dari Australia; peringkat lima Paul Chan dari Hong Kong, dan peringkat enam Piyush Goyal dari India.
Kemudian peringkat tujuh Liu Kun dari China; peringkat delapan Hong Nam-Ki dari Korea Selatan; peringkat Sembilan Lim Guan Eng dari Malaysia; peringkat sepuluh Apisak Tantivorawong dari Thailand; peringkat sebelas Su Jain-Rong dari Taiwan; dan terakhir Taro Aso dari Jepang. (ang/zlf)