Sandi 'Sentil' Neraca Dagang Tekor US$ 8 M, Ini Jawaban Jokowi

Sandi 'Sentil' Neraca Dagang Tekor US$ 8 M, Ini Jawaban Jokowi

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Sabtu, 13 Apr 2019 23:50 WIB
Sandi Sentil Neraca Dagang Tekor US$ 8 M, Ini Jawaban Jokowi
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Debat capres/cawapres terakhir Sabtu malam (13/4/2019) berlangsung sengit. Masing-masing capres/cawapres, baik nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan KH Ma'ruf Amin maupun 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno beradu argumen mengenai topik ekonomi.

Salah satu topik yang ramai dibicarakan ialah masalah neraca perdagangan yang tekor. Masalah neraca dagang tekor ini disinggung Sandiaga Uno.

Sandiaga mempertanyakan solusi Jokowi mengatasi neraca dagang yang tekor sampai US$ 8 miliar. Apa respons Jokowi? Benarkah neraca dagang tekor? Apa solusi yang ditawarkan Sandiaga?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut berita selengkapnya dirangkum detikFinance:
Cawapres 02 Sandiaga mempertanyakan solusi capres 01 Jokowi menangani neraca dagang Indonesia yang tekor US$ 8 miliar tahun lalu. Apalagi, Jokowi disebut pernah menyatakan neraca dagang yang tekor ini sebagai sebuah kebodohan.

"Satu berita bahwa neraca dagang Republik Indonesia masih tekor berapa, menyatakan 'bodoh banget kita' dan tentunya ini menjadi suatu hal yang membuat kami tersenyum bahwa sekarang kita defisit neraca perdagangan minus US$ 8 miliar dengan RRC kita minus US$ 18 miliar," kata Sandi dalam debat capres kelima di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019).

Capres petahana Jokowi pun menjawab, neraca dagang saat ini mengalami perbaikan. Buktinya, defisit pada kuartal I tahun 2019 turun.

"Saya kira data terbaru yang saya sampaikan, tahun 2018 memang neraca kita defisit US$ 8 miliar. Tapi kuartal tahun ini defisit kita turun US$ 0,67 miliar. Artinya usaha kita bukan main-main," kata Jokowi.

Jokowi bilang, saat ini dirinya mendorong untuk memproduksi barang-barang substitusi impor di dalam negeri. Tujuannya agar impor bisa ditekan sehingga neraca dagang bisa membaik.

Di sektor migas, Jokowi mengatakan tengah mendorong pembangunan kilang. Kemudian, dirinya juga mendorong industrialisasi.

"Oleh karena itu, industrialisasi dan hilirisasi kita akan paksa dengan kebijakan. Kita juga akan batasi ekspor produk-produk sumber daya alam agar tidak terjadi transfer pricing. Tapi ini kan perlu waktu," ungkapnya.

Pernyataan Sandiaga mengenai neraca dagang yang tekor di 2018 benar adanya. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) seperti dikutip detikFinance, ekspor Indonesia sepanjang 2018 mencapai US$ 180,06 miliar.

Sementara, realisasi impor tercatat sebesar US$ 188,63 miliar. Artinya, neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2018 defisit sebesar US$ 8,63 miliar.

Defisit neraca perdagangan tersebut menjadi yang paling besar setelah tahun 1975 yang mencapai US$ 8,57 miliar.

Cawapres 02 Sandiaga mengatakan, neraca dagang yang tekor merugikan masyarakat. Menurutnya, hal itu mengkhawatirkan.

"Kami melihat ujungnya dirasakan masyarakat, dengan defisit dagang kita hadapi, ini justru mengkhawatirkan kita," kata Sandiaga.

Menurut Sandiaga, dari kondisi neraca perdagangan yang masih tekor banyak dikeluhkan oleh masyarakat, khususnya terkait dengan mahalnya produk bahan pokok dan energi seperti listrik.

"Bahwa kalau kita alami defisit neraca dagang dengan membuka impor, mestinya harga pangan terjangkau, mestinya harga energi yang dikeluhkan ibu-ibu, harga listrik naik, harga bahan pokok naik, tidak diselesaikan dengan kebijakan dagang kita," ujar dia.

Sandiaga mengungkapkan, akan menyelesaikan dengan strategi big push atau dorongan besar menyelesaikan tekor neraca perdagangan Indonesia. Hanya saja, Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini tidak menjelaskan secara jelas strategi yang dimaksud seperti apa.

"Kami punya strategi dorongan besar kita kembangkan bagaimana swasembada pangan, dengan pupuk dilancarkan, dan stop impor saat panen, kalau energi kita bangun biofuel," ungkap dia.

Hide Ads