Hangat Dibahas! Rencana Pemerintah Bikin Super Holding BUMN

Round-Up 5 Berita Terpopuler

Hangat Dibahas! Rencana Pemerintah Bikin Super Holding BUMN

Hans Henricus BS Aron - detikFinance
Senin, 15 Apr 2019 20:38 WIB
1.

Hangat Dibahas! Rencana Pemerintah Bikin Super Holding BUMN

Hangat Dibahas! Rencana Pemerintah Bikin Super Holding BUMN
Menteri BUMN Rini Soemarno/Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta - Menteri BUMN Rini Soemarno menjelaskan, super holding BUMN merupakan holding yang menaungi holding-holding BUMN yang sudah terbentuk. Ini akan membawahi seluruh BUMN yang ada.

Setelah ada super holding maka Kementerian BUMN tak dibutuhkan lagi alias hilang. Meski begitu, Rini menekankan, adanya super holding tidak membuat kontrol pemerintah terhadap BUMN hilang.

Super holding akan bertanggung jawab langsung terhadap presiden, sama dengan kementerian lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sama saja, Khazanah juga langsung ke PM. Temasek juga langsung ke PM. Jadi nanti kalau super holding juga langsung ke Presiden, sama. Cuma bentuknya itu bukan bentuk seperti birokrasi, bentuknya bukan kementerian," terangnya.

Selain berita seputar super holding, berita pembentukan holding BUMN juga terpopuler di detikFinance. Berikut 5 berita terpopuler detikFinance sepanjang Senin (15/4/2019).
Rini: Kementerian BUMN akan Hilang Digantikan Super Holding

Setelah sukses melakukan beberapa pembentukan holding BUMN, pemerintah berencana untuk membentuk super holding.

Menteri BUMN Rini Soemarno menjelaskan, super holding BUMN merupakan holding yang menaungi holding-holding BUMN yang sudah terbentuk. Ini akan membawahi seluruh BUMN yang ada.

"Iya nantinya menjadi kaya Temasek (super holding Singapura, kaya Khazanah (Malaysia)," terangnya di Gedung BEI, Jakarta, Senin (15/4/2019).

Super holding itu kewenangannya akan seperti Kementerian BUMN. Oleh karena itu dengan adanya super holding, maka Kementerian BUMN akan hilang.

"Ya kementerian BUMN akan hilang. Jadinya nanti ada super holding," tambahnya.

Serba-serbi Holding BUMN di Indonesia

Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah menjadi perbincangan hangat. Indonesia membidik ada delapan holding BUMN terbentuk di 2019 ini.

Holding BUMN adalah pengelompokan sejumlah BUMN yang bergerak dalam sektor yang sama. Sejatinya, konsep ini dicetuskan pertama kali pada tahun 1998, yaitu era Menteri BUMN pertama Tanri Abeng.

Tujuan holding BUMN yaitu untuk memperkuat BUMN itu sendiri baik dari sisi keuangan, aset dan prospek bisnis. Nantinya, ketika sudah disatukan dengan sektor yang sama, perusahaan-perusahaan pelat merah akan memiliki induk.

Lalu, status persero di masing-masing perusahaan tersebut akan hilang. Saham yang dimiliki pemerintah di anak holding, akan dialihkan sepenuhnya ke induk holding.


Orang Terkaya China Mau Terapkan Kerja 12 Jam/Hari ke Pegawainya

CEO raksasa e-commerce China Alibaba, Jack Ma tak henti-hentinya menggemparkan dunia. Setelah serentetan kisah suksesnya membangun Alibaba, kini dia menggemparkan karena kebijakan jam kerja untuk para karyawannya.

Salah satu orang terkaya di China ini ingin menerapkan 12 jam kerja per hari kepada para karyawannya. Dia membuat formula "9-9-6" maksudnya jam 9 pagi masuk kerja, pulang jam 9 malam, dalam 6 hari seminggu.

Namun, salah satu pengamat menyebutkan bahwa jam kerja tersebut sebetulnya tidak cocok digunakan jaman sekarang. Terlebih lagi dengan tren ekonomi modern.


George Soros, Orang Terkaya Dunia di Balik Krismon 1998

Siapa tak kenal George Soros? Dia adalah tokoh ternama di bidang keuangan, pasar modal, hingga aktivis di bidang politik berkebangsaan Amerika Serikat (AS). Bahkan dia disebut-sebut menjadi biang kerok atas terjadinya krisis moneter tahun 1998.

Pada tahun 1954, Soros mulai bekerja sebagai pegawai di bank tersebut, sebelum akhirnya dipromosikan ke departemen arbitrase. Saat berada di bank tersebut, salah satu rekan kerja Soros, Robert Mayer, merekomendasikan Soros untuk bekerja di bisnis orang tuanya, F.M. Mayer.

Menerima posisi di departemen arbitrase di F.M. Mayer, Soros pindah dari London ke New York pada tahun 1956. Kinerjanya terbilang cemerlang di sana. Setelah membangun reputasi di lapangan, dia hijrah ke ke Wertheim & Co. pada tahun 1959 sebagai analis sekuritas Eropa.

Dia terus bekerja, pindah ke bank investasi yang bermarkas di New York, Arnhold dan S. Bleichroeder pada tahun 1963.

Pendek kata, pada tahun 1969, Soros dipercaya mengelola pendanaan bernilai US$ 4 juta, yang termasuk U$$ 250.000 dari uang Soros sendiri. Dana tersebut tumbuh menjadi Quantum Fund.

Baca juga: Siasat Jitu Orang Terkaya Ketiga Dunia Mendirikan Kerajaan Bisnis

Pada gilirannya Soros mengganti nama pendanaan yang dikelolanya menjadi Soros Fund pada tahun 1973, dengan aset US$ 12 juta. George Soros ikut mengelola dana dengan Jim Rogers.

Seiring berjalannya waktu, Soros mampu mendulang kekayaan lewat bisnis tersebut. Kekayaan Soros terus meningkat. George Soros tercatat memiliki kekayaan bersih US$ 26 miliar pada September 2015, menjadikannya orang terkaya ke-21 di dunia, versi Forbes.


Jokowi Bertemu Raja Salman, Ini yang Dibahas

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Raja Salman menggelar pertemuan bilateral di Istana Pribadi Raja (Al-Qasr Al-Khas), Minggu sore, 14 April 2019.

Dalam pertemuan yang berlangsung selepas jamuan santap siang itu, Jokowi dan Raja Salman sepakat akan meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi.

"Presiden Jokowi dan Raja Salman sepakat ke depan, kerja sama ekonomi akan terus ditingkatkan terutama di bidang energi dan pariwisata," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi seusai pertemuan seperti dikutip keterangan tertulis, Senin (15/4/2019).

Dalam pertemuan itu, Jokowi juga menyampaikan apresiasi dari seluruh masyarakat indonesia atas diberikannya kuota tambahan kembali sebesar 10.000 bagi jamaah haji Indonesia.

"Raja Salman juga menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kepemimpinan Indonesia di dalam menjaga stabilitas kawasan dan dunia," ucap Retno.


Hide Ads