Dia menegaskan, kedatangannya ke Istana Bogor, Jawa Barat dalam rangka memberikan masukan terkait niat Presiden Jokowi merevisi Peraturan Pemerintah (PP) nomor 78 tahun 2015 tentang pengupahan.
"Terkait revisi PP Nomor 78, tidak ada kaitannya dengan Pilpres," kata Said Iqbal saat dihubungi dengan detikFinance, Jakarta, Jumat (26/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertemuan Jokowi dengan Said Iqbal serta pimpinan serikat lainnya menimbulkan pertanyaan. Pasalnya, Said Iqbal masuk ke dalam tim pendukung capres oposisi dalam hal ini Prabowo-Sandiaga.
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko menyebutkan pertemuan Said Iqbal dengan Presiden Jokowi menjadi suasana yang baru. Bahkan, dirinya menyebut orang nomor satu di Indonesia sangat akrab dengan presiden KSPI itu.
"Akrab, akrab sekali, sangat akrab, presiden lebih banyak mendengarkan. Pak said iqbal lebih banyak bicara dengan yang lain-lain," kata Moeldoko.
Meski demikian, Said Iqbal memberikan apresiasi kepada Presiden Jokowi yang ingin merevisi PP Nomor 78 Tahun 2015.
"KSPI adalah pendukung Prabowo Subianto dengan telah menanda tangani kontrak politik sepultura. Di sisi lain, KSPI berterima kasih kepada Bapak Jokowi sebagai presiden saat ini mau merevisi PP Nomor 78 yang sudah menjadi tuntutan buruh Indonesia dan KSPI dalam empat tahun terakhir ini," tegas dia.
Dapat diketahui, dalam pertemuan dengan Presisen Jokowi juga ada Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Andi Gani Nuwa Wea, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Mudhofir, Ketua Umum Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia Ilhamsyah.
Ada juga Ketua Umum Sarikat Buruh Muslimin Indonesia Syaiful, Presiden Konfederasi Serikat Nusantara Muchtar Guntur, dan Ketua Komisi A DPRD DKI Wiliam Yani.
Seperti diketahui, Said Iqbal selama ini dikenal akrab dengan kubu Prabowo-Sandi. Bahkan namanya masuk dalam daftar calon menterinya Prabowo-Sandi. (hek/das)