Menanggapi capaian itu, calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno memberikan beberapa catatan untuk pemerintah.
"Begini, pemilu itu dampaknya 0,1% ke ekonomi kita, kalau tidak ada itu (pertumbuhan ekonomi) maka bisa di bawah 5%. Nah ini bentuk ketidakmampuan pemerintah mendorong ekonomi," ujar Sandiaga di Universitas Bakrie, Jakarta, Kamis (9/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak yang bilang, ya ini baru kuartal pertama, menurut saya ini awal yang tidak baik bahwa kita lagi lagi gagal untuk mengelola ekonomi kita," sambung pria yang beken disapa Sandi itu.
Semestinya pemerintah bisa mendorong dan meningkatkan pertumbuhan dengan menjadikan pemerintahan yang kuat, pemerintahan yang tegas.
"Sekarang konsumsi harus didorong dengan kebijakan yang tepat. Sekarang kan pemerintah memiliki kesempatan untuk menurunkan harga bahan pokok. Tapi sekarang kan harganya naik, jadi duit di kantong konsumen semakin sedikit, nah ini yang bikin konsumsi tidak bisa mendorong ekonomi," jelas dia.
Selain itu, investasi juga harus diperhatikan karena saat ini secara struktural investasi yang masuk tidak bisa mendorong lapangan pekerjaan.
"Investasi juga belum ada ya, harusnya dilakukan kebijakan yang secara struktural, sehingga investasi bisa masuk untuk membuka lapangan kerja. Ini catatan yang buruk menurut saya dan harus diperbaiki oleh pemerintah," ujar dia.
Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku optimistis bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun 2019 yang dipatok sebesar 5,3%."Insyaallah kita akan usahakan," kata Sri Mulyani.
Keyakinan ini muncul karena realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan I-2019 yang sebesar 5,07% atau naik tipis dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebesar 5,06%.