Harga Pangan Masih Naik saat Ramadhan, Tapi Makin Terkendali

Harga Pangan Masih Naik saat Ramadhan, Tapi Makin Terkendali

Puti Aini Yasmin - detikFinance
Kamis, 09 Mei 2019 16:15 WIB
Foto: Eko Sudjarwo
Jakarta - Harga komoditas pangan setiap bulan puasa tercatat selalu mengalami kenaikan. Walaupun begitu, pengamat pertanian menilai kenaikan yang terjadi sudah semakin terkendali.

Menurut Pengamat Pertanian Khudori, kenaikan harga pangan saat Ramadhan di tiga tahun terakhir makin terkendali. Terbukti, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sumbangan inflasi pangan dari tahun 2016 hingga 2018 selalu di bawah 0,7% atau lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Sumbangan inflasi saat Lebaran 2014 sebesar 0,93%, kemudian di tahun 2015 inflasi juga tercatat sebesar 0,93%. Sedangkan di 2016 turun menjadi sebesar 0,66%, di 2017 sebesar 0,39%, dan tahun 2018 sebesar 0,21%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kenaikan harga pangan di setiap Ramadhan memang terjadi. Hanya saja, sumbangan ke inflasi semakin kecil. Artinya, pemerintah mampu mengendalikan harga.

"Sebetulnya sejak 2016 ada perbaikan pengelolaan. Jika dilihat dar sisi inflasi, sejak 2016 inflasi Ramadhan nggaķ pernah di atas 0,7%. Era sebelumnya inflasi Ramadhan selalu tinggi, di atas 0,7%. Salah satu penyumbangnya adalah terkendalinya harga pangan, harga relatif stabil. Mungkin saja ada kenaikan tapi nggak besar," ungkap dia kepada detikFinance, Kamis (9/5/2019).

Lebih lanjut, ia menilai bahwa pemerintah pada dasarnya sudah cukup baik mengantisipasi kenaikan harga walaupun belum sempurna. Ia mencontohkan kasus kenaikan bawang putih yang dinilai tidak dalam antisipasi.


Pasalnya, keputusan impor bawang putih dilakukan secara tiba-tiba oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution ketika harga sudah melambung tinggi.

"Belum sempurna, tapi sudah cukup baik. Seperti bawang putih problem data itu kan kalau diputuskan di Rakor 18 Maret ini nggak bisa dadakan, dan Pak Darmin sudah jelas bilang ini darurat," ungkap dia. (dna/dna)

Hide Ads