"Kami juga memiliki program SIWAB (Sapi Indukan Wajib Bunting) pada peternakan yang mampu meningkatkan produksi pertanian secara signifikan, dan bisa menyediakan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri," kata Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Pertanian, Ketut Kariyasa, dalam keterangan tertulis, Senin (13/9/2019).
Menurut Kariyasa, kedua program tersebut terbukti secara nyata mampu menambah pasokan ketersediaan secara nasional. Lebih dari itu, program ini juga berdampak langsung terhadap stabilitas harga di tingkat konsumen dan mampu menekan inflasi bahan pangan secara signifikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Stabilnya harga, kata Kariyasa, juga menyebabkan posisi inflasi terus menurun setiap tahun. Hal ini dapat dilihat dari kelompok pengeluaran bahan makanan pada tahun 2013 yang masih sangat tinggi, yakni mencapai 11,35%.
"Begitu juga pada tahun 2014, walaupun sempat mengalami penurunan, tapi kondisinya masih cukup tinggi, yaitu 10,57% dan jauh di atas inflasi umum yang mencapai 8,36%," katanya.
Namun, pada tahun 2015 dan 2016, inflasi bahan makanan mengalami penurunan drastis sampai 4,93% dan 5,69%, walaupun kondisi saat itu masih tetap berada di atas inflasi umum dengan angka masing-masing 3,35% dan 3,02%.
Pada tahun 2017, kata Kariyasa, inflasi bahan makanan saat itu turun sampai 1,26 persen, yang berarti masuk pada level rendah jika dibandingkan dengan sektor lainnya karena berada di bawah inflasi umum, yaitu 3,61 persen.
"Ini tentu saja harus menjadi catatan tersendiri karena masuk sebagai inflasi paling rendah yang pernah terjadi dalam sejarah Indonesia," katanya.
Kariyasa menambahkan, keberhasilan ini bahkan terus berlanjut baik pada tahun 2018 maupun awal tahun 2019, yaitu makanan/pangan mengalami deflasi -1,11 untuk bulan Februari dan -1,01 untuk bulan Maret.
"Penurunan inflasi ini terjadi dari berbagai kontribusi program yang dilakukan Pemerintah melalui Kementerian Pertanian saat ini," katanya.
Sedangkan program pembenahan rantai pasok dan distribusi pangan mampu berdampak pada harga jual produk yang diterima petani menjadi tetap menarik. Di sisi lain, konsumen juga dapat membeli pangan dengan harga yang terjangkau sehingga inflasi tetap terkendali.
"Di sini kita harus ingat bahwa sejak kemerdekaan, pemerintah sudah menetapkan pencapaian swasembada, ketahanan, dan kedaulatan pangan. Ketetapan ini penting karena menjadi salah satu prioritas pembangunan ekonomi nasional. Jadi apa yang kita lakukan hari ini untuk menuju ke sana," katanya.
Sementara itu, Ketua DPR Bambang Soesatyo mendukung secara penuh semua program yang sedang berjalan di Kementerian Pertanian. Menurut dia, program-program yang ada terbukti memberikan manfaat positif pada masyarakat dan ekonomi negara.
"Menurut kami di DPR, semua kebijakan dan regulasi pertanian di bawah kepemimpinan Mentan Amran Sulaiman harus dikawal secara baik. Tentu kita semua berharap inflasi pangan tetap rendah," ujar politisi Golkar yang akrab disapa Bamsoet ini.
Menurutnya, keberhasilan ini dapat dilihat selama beberapa tahun terakhir, Indonesia terbukti mampu menekan semua gejolak inflasi pangan. Capaian ini harus diapresiasi bersama mengingat kerja Kementan sudah sesuai target dalam merealisasikan kedaulatan pangan.
"Inilah yang perlu kita harga terus supaya harga tidak bergejolak. Stok pangan perlu dijaga dan petani perlu diperhatikan. Jadi tidak semata-mata hanya sekadar terciptanya ketahanan pangan saja," tutupnya. (mul/mpr)