Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno menilai Fadli Zon hanya menilai perekonomian dari kacamata oposisi.
"Fadli Zon melihat ekonomi nasional dalam perspektif ekonomi tertutup dan statis. Perspektif tersebut ditambah dengan kacamata oposisi, sehingha gambaran yang muncul terasa gelap," kata Hendrawan saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Sabtu (18/5/2019).
Anggapan rezim gagal versi Fadli Zon dikarenakan empat kabar buruk. Pertama, neraca perdagangan per April 2019 terparah sepanjang sejarah. Kedua, utang pemerintah yang bertambah Rp 347 triliun selama April 2019 dari April tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota TKN ini juga menjelaskan, khusus perekonomian Indonesia di level 5,07% masih lebih bagus dibandingkan negara yang sebanding.
"Memuaskan? Tentu belum, tetapi sudah cukup baik, karena ekonomi bergerak relatif stabil, terkelola," jelas dia.
Untuk neraca perdagangan, menurut Hendrawan dikarenakan banyak penyebabnya. Seperti harga komoditas yang fluktuasi dan berdampak pada kinerja ekapor. Sehingga harus dilakukan hilirisasi dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk ekspor.
Soal utang pemerintah, pemerintah harus menerapkan manajemen pengelolaan yang hati-hati. Namun, sejauh penggunaannya untuk hal produktif, transparan, dan akuntabel masih bisa dilakukan.
Selanjutnya mengenai nilai tukar, dikatakan Hendrawan telah terjadi sejak Indonesia merdeka. Oleh karena itu, dirinya setuju jika dilakukan penguatan rupiah terhadap dolar AS.
Oleh karena itu, Hendrawan mengungkapkan bahwa perekonomian nasional selama era Jokowi menunjukan perbaikan. Di mana, ada beberapa hal menunjukkan perbaikan.
Seperti penurunan angka kemiskinan, pengangguran, indeks kerentanan sebagai negara gagal justru Indonesia menguat. Hingga kemudahan bisnis yang terus membaik. (hek/zlf)