Menurut Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Sarwo Edhy waktu pelaksanaan yang terlambat dilakukan menjadi alasan rendahnya angka realisasi optimalisasi. Padahal, ia sendiri menargetkan optimalisasi baru di tahun 2019 seluas 500 ribu ha.
Kegiatan ini dilakukan melalui program Sleamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ia juga mengungkapkan kendala lain rendahnya optimalisasi dikarenakan petani yang meminta ganti rugi. Hal ini pun menghambat optimalisasi lahan rawa menggunakan alat mesin pertanian.
"Ada kendala juga, jadi di lapangan, alat masuk, petani minta ganti rugi lahan yang digarap. Jadi alat kita mobilisasi juga terhambat," jelasnya.
Hanya saja, untuk mencapai target optimalisasi sebesar 500 ribu ha, Edhy menggandeng TNI. Harapannya bisa memastikan proses optimalisasi berjalan baik.
Lahan rawa sebelumny dinilai tak memiliki kontribusi untuk dunia pertanian. Namun, Menteri Pertanian Amran Sulaiman berencana mengoptimalisasi lahan tersebut untuk bisa ditanami produk pertanian.
"Ini mudah-mudahan dengan pendampingan TNI dan pendekatan masyarakat lebih masuk dan lebih soft. Artinya petani bisa lebih menerima dan Alhamdulillah berjalan lancar jadi target optimis," jelas dia.
Sementara itu, sepanjang 2018 sendiri Kementan telah menyaluran alat mesin pertanian (alsintan) sebanyak 112.525 guna mendorong optimalisasi lahan pertanian. (dna/dna)