Dia menyebut, pergerakan nilai tukar, IHSG akan mengalami tekanan. Menurut Darmin, tekanan tersebut merupakan euforia pasar.
"Tentu saja (rupiah dan IHSG tertekan). Ya itu namanya euforia pasar. Pasar itu suka sentimental saja. Jadi besok ada koreksinya dia bikin," kata Darmin di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya kita nggak pernah punya metode. Tapi ya kalau cuma begitu ya nggak terlalu besar. Ya paling orang kemudian lihat-lihat. Paling-paling soal investasi ada yang lihat-lihat dulu (wait and see)," ujar Darmin.
Baca juga: Aksi 22 Mei Ricuh, Dolar AS Dekati Rp 14.500 |
Meski hari ini pergerakan rupiah dan IHSG mengalami tekanan, mantan Dirjen Pajak ini mengaku bahwa ke depannya akan normal kembali.
"Tapi mestinya setelah melihat bagaimana kejadiannya tidak akan banyak artinya," ungkap dia.
Dapat diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka negatif pagi ini. Sejumlah titik di Jakarta yang rusuh pada aksi 22 Mei tampaknya direspons negatif oleh pasar. IHSG turun 9,1 poin (0,15%) ke 5.942,267.
Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini berada di level Rp 14.480. Angka ini lebih tinggi dibanding posisi pembukaan perdagangan Selasa (21/5) pagi kemarin yang berada di posisi Rp 14.435.