Jakarta -
Jakarta sedang 'memanas'. Sejak Rabu dini hari (22/5/2019) terjadi aksi kerusuhan di beberapa titik Jakarta Pusat seperti Thamrin dan Tanah Abang.
Jelas saja hal itu membuat masyarakat khawatir, termasuk dari kalangan pengusaha. Atas kondisi ini, pengusaha pun merespons dengan meliburkan karyawannya.
Tidak hanya perusahaan dalam negeri, perusahaan asing pun juga menghentikan sementara kegiatan usahanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut berita selengkapnya dirangkum detikFinance:
Perusahaan-perusahaan asing di sekitaran Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, meliburkan karyawannya karena ada aksi demo. Perusahaan asing meliburkan karyawannya dari Rabu (22/5/2019) dan diperkirakan sampai Jumat pekan ini.
"Saya dikabarkan kalau perusahaan-perusahaan asing sudah menutup kantornya sejak hari ini. Ada perusahaan Korea, Jepang diimbau nggak buka kantor," kata Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan P Roeslani kepada detikFinance, Rabu (22/5/2019).
"Kalau kemarin diberitahu perusahaan asing meliburkan hari ini. Kalau yang saya bicara beberapa asosiasi, chambers asing mereka kelihatannya sampai Jumat ini meliburkan, arahannya, imbauannya, jadi tidak diharuskan," tambahnya.
Rosan juga mengatakan, untuk perusahaan lokal di kawasan Thamrin juga libur mulai Rabu ini. Pengusaha-pengusaha akan melihat perkembangan kondisi di lapangan untuk mempekerjakan lagi karyawannya.
Rosan berharap, aksi demo ini segera berakhir. Sehingga, kondisi kembali kondusif.
"Kita harapkan tidak ada keributan yang bersifat anarkis lah, kalau demo aja silakan, tapi sesuai izin yang diberikan kepolisan, tertib damai karena kalau ada keributan yang rugi kita semua ko," kata Rosan.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani berharap, aksi demo segera berakhir. Dengan begitu, tak memperkeruh kondisi ekonomi.
Shinta mengatakan kondisi ekonomi saat ini saja cukup berat karena dihadapkan pada ketidakpastian global.
"Keadaan ekonomi tidak mudah, apalagi di eksternal ada ketidakpastian. Jadi perlu sama-sama melihat situasi yang ada, janganlah mengganggu ekonomi lebih lanjut," ujarnya.
Shinta khawatir ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi ini sehingga membuat situasi menjadi buruk, namun dia percaya aparat keamanan mampu mengatasi hal ini.
"Memang yang kami khawatirkan ada pihak-pihak tertentu yang memprovokasi dan menunggangi, ini yang kita nggak tahu seberapa jauh," ujarnya.
"Kita percaya aparat keamanan bisa menjaga dan mengendalikan situasi sehingga bisa jadi kondusif," terangnya.
Aksi yang terjadi di kawasan Thamrin, Tanah Abang dan sekitar menjadi duka bagi pengusaha jasa pengiriman. Pasalnya, mereka tidak bisa mengirim barang lantaran toko-toko di kawasan tersebut tutup.
Padahal, jelang Lebaran seharusnya masa panen bagi pengusaha jasa pengiriman barang karena order meningkat. Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman mengatakan perusahaan jasa pengiriman di Tanah Abang dan sekitarnya tidak ada yang beroperasi seiring toko-toko yang tutup.
"Ya perusahaan angkutan sekitar sana tutup. Takut barang konsumennya kenapa-kenapa," katanya.
Kyatmaja tak bisa memastikan jumlah perusahaan ekspedisi yang berada di kawasan tersebut. Yang pasti, katanya, relatif banyak.
"Saya nggak tahu pastinya, tapi cukup banyak ekspedisi di sana," sambungnya.
Tutupnya pertokoan serta berhentinya operasi usaha membuat pesanan barang telat tiba ke konsumen. Bukan itu saja, situasi ini menjadi beban bagi pengusaha karena harus membayar tunjangan hari raya (THR) pekerja.
"Pengusaha mesti bayar THR, kasihan karyawannya juga kalau ada unjuk rasa seperti ini," imbuhnya.
Dia pun berharap aksi 22 Mei ini segera berakhir, sebab saat inilah pengusaha dan karyawan untuk mendapat rezeki lebih.
"Padahal ini waktu-waktunya, sebelum Lebaran," terang Katymaja.
Halaman Selanjutnya
Halaman