Masih sepinya pembeli hari ini, menurutnya karena masih ada masyarakat yang takut datang, ditambah masih ada kantor yang tutup. Padahal konsumennya cukup banyak berasal dari perkantoran.
"Iya, faktor satu (pembeli) takut, dan kedua ada beberapa kantor yang diliburkan karena isu itu," kata dia saat berbincang dengan detikFinancedi warungnya, Jumat (24/5/2019).
Agung juga mengenang kejadian saat demo berlangsung ricuh, barang-barang miliknya ikut menjadi korban. Misalnya saja tenda dan meja tempatnya berjualan yang habis dibakar massa.
"Tenda dibakar nggak nyisa, sama tiga meja," jelasnya.
Tenda dan meja itu biasa dia taruh di depan warungnya untuk menampung pembeli yang mau makan jika jumlah pengunjung di dalam warung penuh.
"(Dengan barang rusak total kerugiannya) mungkin puluhan juta," tambahnya. (fdl/fdl)