Jokowi Menang Pilpres, S&P Naikkan Peringkat Utang RI

Jokowi Menang Pilpres, S&P Naikkan Peringkat Utang RI

Danang Sugianto - detikFinance
Sabtu, 01 Jun 2019 08:27 WIB
1.

Jokowi Menang Pilpres, S&P Naikkan Peringkat Utang RI

Jokowi Menang Pilpres, S&P Naikkan Peringkat Utang RI
Presiden Jokowi/Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Lembaga pemeringkat global, Standard and Poor's (S&P) telah mengumumkan naiknya sovereign credit rating Indonesia dari BBB-/Outlook Stable menjadi BBB/Outlook Stable. Banyak faktor yang menjadi alasan naiknya peringkat utang RI itu.

Salah satunya terkait Pemilu. Dalam laporannya S&P mempertimbangkan juga faktor pengumuman menangnya pasangan capres cawapres 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf amin.

S&P menilai jika Jokowi melanjutkan pemerintahannya untuk periode kedua, maka berbagai capaian positif yang telah diraih bisa kembali dilanjutkan.

Lembaga pemeringkat global, Standard and Poor's (S&P) telah mengumumkan naiknya sovereign credit rating Indonesia dari BBB-/Outlook Stable menjadi BBB/Outlook Stable. Salah satu alasannya adalah pengumuman hasil penghitungan KPU bahwa pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin memenangkan Pilpres.

"Hasil resmi menunjukkan bahwa pemilu Indonesia baru-baru ini telah memberikan Presiden Widodo mandat baru, meskipun penantang Prabowo Subianto terus membantah hasilnya," demikian bunyi kutipan rilis S&P.

S&P juga memperhatikan proses pengaduan pihak Prabowo-Sandi ke Mahkamah Konstitusi (MK). Selain itu munculnya kerusuhan atas hasil pengumuman KPU juga tak luput menjadi pertimbangan S&P.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution ikut menyambut baik hasil peneringkat tersebut. Menurutnya S&P menyambut baik hasil Pilpres yang telah diumumkan KPU.

"Bukan saya loh ini yang ngomong, tapi S&P," ujarnya dalam konfrensi pers di Kemenko Perekonomian.

Selain itu, lanjut Darmin, S&P menaikan peringkat utang RI berdasarkan prospek pertumbuhan ekonomi dan kebijakan fiskal yang kuat. S&P juga menganggap situasi utang pemerintah RI relatif membaik

"Utang pemerintah relatif rendah. Tapi kalau di Indonesia orang malah bilang sebaliknya terus. Kemudian ekonomi Indonesia tumbuhnya lebih cepat dibanding negara lain yang punya pendapatan serupa," tambah Darmin.

Terakhir, menurutnya S&P melihat defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit (CAD) yang memiliki prospek menuju perbaikan. Meskipun diakui Darmin CAD masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Indonesia.

Menanggapi hal tersebut Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyambut baik hasil asesmen S&P yang positif.

"Indonesia kini memperoleh status Investment Grade dengan level yang sama dari ketiga lembaga rating utama yaitu S&P;, Moody's dan Fitch. Ini menunjukkan bahwa lembaga rating tersebut memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap prospek ekonomi Indonesia, mulai dari kebijakan moneter, keuangan dengan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi," ujar Perry dalam siaran pers.

Dia menjelaskan BI dan pemerintah tetap berkomitmen untuk melanjutkan reformasi struktural untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, berimbang dan inklusif.

Alasan S&P; menaikkan rating Indonesia adalah karena prospek pertumbuhan yang kuat dan kebijakan yang akan berlanjut paska terpilihnya Joko Widodo sebagai Presiden RI.

Perbaikan sovereign credit rating Indonesia ini didukung oleh utang pemerintah yang relatif rendah dan kinerja fiskal yang cukup baik.

Menurut S&P; Indonesia lebih baik dibandingkan negara lain dalam sisi pertumbuhan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah telah efektif mendukung pembiayaan publik yang berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi yang berimbang.

Secara rata-rata dalam 10 tahun terakhir, pendapatan riil per kapita Indonesia tumbuh meyakinkan sebesar 4,1%, jauh lebih tinggi daripada negara peers yang tercatat rata-rata sebesar 2,2%. Hal ini menunjukkan dinamika ekonomi Indonesia yang konstruktif di tengah lingkungan eksternal yang penuh tantangan dalam beberapa tahun terakhir.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup hijau menyambut libur panjang jelang Lebaran. IHSG menguat 105 poin (1,72%) ke 6.209,117 seiring dengan pengumuman naiknya sovereign credit rating Indonesia dari BBB-/Outlook Stabil menjadi BBB/Outlook Stabil oleh S&P.

Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) sore ini turun ke level Rp 14.292.

Pada pra perdagangan, IHSG bertambah 6,415 poin (0,11%) ke 6.110,521. Indeks LQ45 naik 2,196 poin (0,23%) ke 961,537.

Membuka perdagangan Jumat (31/5/2019), IHSG menguat 23,998 poin (0,39%) ke 6.128,104. Indeks LQ45 bertambah 6,554 poin (0,68%) ke 965,895.

Pada pukul 09.05 waktu JATS, IHSG kian menguat 49,297 poin (0,81%) ke 6.153. Indeks LQ45 bertambah 10,772 poin (1,12%) ke 970,097.

Hingga sesi I berakhir, IHSG naik 55,96 poin (0,92%) ke 6.160,071. Sedangkan indeks LQ45 bertambah 12,74 poin (1,33%) ke level 972,088.

Pada sore hari, IHSG naik 105 poin (1,72%) ke 6.209,117. Sedangkan indeks LQ45 naik 23,53 poin (2,45%) ke level 982,879.


Hide Ads