Lembaga pemeringkat global, Standard and Poor's (S&P) telah mengumumkan naiknya sovereign credit rating Indonesia dari BBB-/Outlook Stable menjadi BBB/Outlook Stable. Salah satu alasannya adalah pengumuman hasil penghitungan KPU bahwa pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin memenangkan Pilpres.
"Hasil resmi menunjukkan bahwa pemilu Indonesia baru-baru ini telah memberikan Presiden Widodo mandat baru, meskipun penantang Prabowo Subianto terus membantah hasilnya," demikian bunyi kutipan rilis S&P.
S&P juga memperhatikan proses pengaduan pihak Prabowo-Sandi ke Mahkamah Konstitusi (MK). Selain itu munculnya kerusuhan atas hasil pengumuman KPU juga tak luput menjadi pertimbangan S&P.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukan saya loh ini yang ngomong, tapi S&P," ujarnya dalam konfrensi pers di Kemenko Perekonomian.
Selain itu, lanjut Darmin, S&P menaikan peringkat utang RI berdasarkan prospek pertumbuhan ekonomi dan kebijakan fiskal yang kuat. S&P juga menganggap situasi utang pemerintah RI relatif membaik
"Utang pemerintah relatif rendah. Tapi kalau di Indonesia orang malah bilang sebaliknya terus. Kemudian ekonomi Indonesia tumbuhnya lebih cepat dibanding negara lain yang punya pendapatan serupa," tambah Darmin.
Terakhir, menurutnya S&P melihat defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit (CAD) yang memiliki prospek menuju perbaikan. Meskipun diakui Darmin CAD masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Indonesia.