Menimbang Usulan Maskapai Asing Masuk RI demi Pangkas Harga Tiket

Menimbang Usulan Maskapai Asing Masuk RI demi Pangkas Harga Tiket

Puti Aini Yasmin - detikFinance
Kamis, 06 Jun 2019 09:36 WIB
1.

Menimbang Usulan Maskapai Asing Masuk RI demi Pangkas Harga Tiket

Menimbang Usulan Maskapai Asing Masuk RI demi Pangkas Harga Tiket
Ilustrasi/Foto: (Foto:naibuzz.com)
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan maskapai asing bisa ikut menggarap pasar transportasi udara di Indonesia. Usulan ini disampaikan sebagai respons mahalnya harga tiket pesawat.

Kehadiran maskapai asing bisa menciptakan kompetisi di antara maskapai sehingga harga tiket pesawat bisa bersaing, dan tentunya dibarengi juga jaminan keamanan dan keselamatan penerbangan.

"Beberapa hari lalu Pak Presiden beri saran bahwa berilah kemungkinan satu kompetisi yang lebih baik, kompetisi bisa terjadi apabila penerbangan asing ikut dalam ini," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Pelabuhan Kalianget, Sumenep, Jawa Timur, Senin (3/6/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Menhub kehadiran maskapai asing menggarap bisnis penerbangan di Indonesia akan menambah jumlah pemain di transportasi udara, sehingga dari sisi supply dan demand akan seimbang dan ujungnya harga tiket turun.

Senada, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan usulan tersebut bisa dipertimbangkan guna menurunkan harga tiket. Sebab, saat ini hanya terdapat dua pemain yang mengusai penerbangan di dalam negeri, yakni Garuda Indonesia dan Lion Air. Semakin banyak maskapai di dalam negeri maka harga tiket diharapkan bisa tertekan turun.

Berikut informasi selengkapnya:






Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa izin perusahaan asing nantinya harus bekerja sama dengan entitas lokal.

Menurut Budi, saran Jokowi untuk memasukkan perusahaan maskapai asing bagus. Sebab, dengan bertambahnya pemain maka industri penerbangan bisa bersaing lebih baik.

Hal ini sesuai dengan teori ekonomi, supply dan demand. Semakin banyak tersedianya pilihan maka semakin beragam harga yang ditawarkan, termasuk tersedianya harga ekonomis.

"Saran presiden untuk maskapai asing, itu saran yang baik karena bukan asingnya, tetapi kompetisinya. Kompetisi itu kalau ada, maka ada keseimbangan baru demand and supply. Harga akan jadi lebih fair. Kalau supply sedikit, demand banyak, harga tinggi," ungkap dia di kediamannya, Jakarta, Rabu (5/6/2019).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bila perusahaan maskapai asing mau masuk maka ada izin yang mesti dipatuhi, yakni bekerja sama dengan perusahaan lokal.

"Perusahaan mana pun terkait asing, harus 51%. Ownership (kepemilikan)-nya harus dengan orang lokal. Nggak mesti dengan orang yang punya bisnis penerbangan," jelas dia.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menilai usulan mengundang maskapai asing bisa dipertimbangkan guna menurunkan harga tiket. Sebab, saat ini hanya terdapat dua pemain yang mengusai penerbangan di dalam negeri, yakni Garuda Indonesia dan Lion Air.

Semakin banyak maskapai di dalam negeri maka harga tiket diharapkan bisa tertekan turun.

"Struktur pasar duopoli, Garuda dan Lion Air. Dia nggak akan bisa naikkan jauh-jauh karena saingan yang ada. Idenya adalah kalau struktur pasar cenderung memberikan power kekuatan di produsen maka jawabannya adalah undang saingannya supaya dia teken, turunkan harga itu dia," terangnya.

"Sekarang pemerintah milih apa. Pemerintah tidak hanya pikir produsen tapi konsumen. Kenaikan itu tidak akan terjadi setajam itu kalau pasar nggak duopoli," tutup dia.

Wapres Jusuf Kalla (JK) mengatakan ada hal lain yang juga harus dipertimbangkan, misalnya masa depan dari maskapai tersebut. Pasalnya, harga tiket yang terlalu rendah bisa mempengaruhi bisnis maskapai ke depan.

"Keterlanjutan dari maskapai itu sendiri, kalau terlalu murah dia akan bangkrut. Coba Garuda, dalam kondisi harga Garuda yang lebih tinggi juga sulit ya, mengalami kesulitan. Memang harus diseimbangkan," tutur JK.

Menurut JK, kehadiran maskapai asing di penerbangan domestik tidak signifikan membuat harga tiket pesawat menjadi lebih murah.

"Dulu tarif ini biasa. Jadi saya kira maskapai asing pun tentu sama saja cost-nya. Cost airlines itu pesawat, avtur, pemeliharaan, ongkos personel, semua hampir sama semuanya. Mau maskapai dari mana sama," tutup JK.

Hide Ads