Janji Triliunan, Orang Kaya Prancis Belum Sumbang Notre Dame

Janji Triliunan, Orang Kaya Prancis Belum Sumbang Notre Dame

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 17 Jun 2019 13:00 WIB
Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes.
Jakarta - Gereja Notre Dame mengadakan misa pertamanya sejak kebakaran hebat dua bulan lalu pada hari Sabtu. Namun, miliarder Prancis yang menjanjikan ratusan juta euro untuk pembangunan kembali belum menyumbangkan sepeser pun uangnya.

Mengutip France24, Kementerian Kebudayaan Prancis mengatakan hanya € 80 juta atau setara dengan Rp 1,28 triliun (kurs Rp 16.000) sumbangan yang masuk. Padahal setidaknya ada € 850 juta atau setara Rp 13,6 triliun uang yang dijanjikan dari berbagai pihak.

"Para donor besar belum menyumbang. Tidak satu sen pun," ujar André Finot, seorang humas senior di Gereja Notre-Dame kepada AP, dikutip dari France24, Senin (17/6/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sebelumnya, ratusan juta euro dijanjikan oleh beberapa keluarga dan perusahaan terkaya dan terkuat di Prancis, bahkan beberapa di antaranya secara terbuka berusaha untuk saling mengalahkan dalam besaran sumbangan yang ingin dikucurkan. Janji itu memicu kritik bahwa sumbangan itu sama banyaknya dengan kesombongan para donor.

Setidaknya, ada François-Henri Pinault, ketua dan CEO Kering perusahaan yang memiliki Gucci dan Yves Saint Laurent, dia menjanjikan € 100 juta alias Rp 1,6 triliun. Tidak mau kalah, Bernard Arnault CEO raksasa barang mewah LVMH, yang memiliki Louis Vuitton dan Dior berjanji € 200 juta atau setara dengan Rp 3,2 triliun.

Ada pula Yayasan Bettencourt Schueller dari kekayaan L'Oréal, perusahaan energi Prancis ini juga menjanjikan hingga total € 100 juta sama dengan Rp 1,6 triliun.


Hingga kini dana yang sudah disumbangkan telah digunakan untuk pembersihan dan rekonstruksi bangunan gereja. Sebagian besar berasal dari warga negara Prancis dan Amerika yang menyumbang ke badan amal gereja seperti Friends of Notre-Dame de Paris.

Badan amal itu juga membantu membayar tagihan dan gaji hingga 150 pekerja yang dipekerjakan oleh katedral sejak kebakaran 15 April menghancurkan atapnya dan menyebabkan puncak menara runtuh. (hns/hns)

Hide Ads