Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kabupaten Gianyar Bali, Ni Wayan Wiranti menjelaskan bahwa ikan lele yang mereka pelihara dipadukan dengan tanaman kangkung hidroponik. Dari 30 anggota, masing-masing memelihara 50 ekor lele per ember.
"Hasilnya bisa dikonsumsi secara pribadi dan sebagian sisanya dijual," ujar Wirani dalam keterangan tertulis, Minggu (23/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Wiranti, dari budidaya tanaman yang dilakukan anggota KWT, masing-masing keluarga bisa menghemat pengeluaran antara Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta. Bahkan tidak sedikit yang meningkat kesejahteraannya dengan menjual produk yag dihasilkan.
Tidak hanya itu saja, KWT yang dipimpin oleh Wiranti juga beternak ayam sebanyak 240 ekor, masing-masing anggota memelihara 8 ekor.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Wayan Jarta mengungkapkan program ini sangat bermanfaat untuk mencukupi kebutuhan pangan keluarga.
"Untuk KBD KRPL Dwi Tunggal Putra mengembangkan pembibitan cabai, tomat, terong, seledri, okra, rosela. Sedangkan untuk pertanaman baru dikembangkan tanaman cabai, terong dan tomat. KRPL ini juga mengembangkan kangkung dengan sistem hidroponik dipadu dengan ikan lele di media ember bekas," ungkap Wayan Jarta.
Kepala BKP Agung Hendriadi menjelaskan bahwa selain mencukupi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, KRPL juga bisa meningkatkan pendapatan rumah tangga. Keberlanjutan KRPL sangat penting, karena itu Kebun Bibit Desa (KBD) harus terus dikembangkan dengan aneka tanaman.
"Salah satu kunci agar KRPL bisa berkelanjutan adalah kebun bibit harus banyak tanamannya, sehingga tanaman anggota juga semakin banyak. Selain itu juga harus ada motor penggeraknya, yang bisa memotivasi dan memberi semangat. Ini penting. Jangan berhenti menanam," ujar Agung.
Pada tahun ini, KRPL yang ada di Provinsi Bali sudah mencapai 70 KRPL dengan masing-masing kawasan beranggotakan sekitar 30 orang, sedangkan di Gianyar ada 12 KRPL. (ega/zlf)