Apakah mereka tak terpengaruh oleh perkembangan zaman yang sudah secanggih ini?
Salah seorang penjual piringan hitam di Jalan Surabaya Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Irwansyah menjelaskan bisnis barang usang ini tetap eksis karena memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan lagu-lagu di internet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak ayal, masyarakat yang benar-benar pecinta musik lebih memilih mendengarkan lagu jadul dari piringan hitam. Suaranya dia jamin lebih mantap ketimbang yang gratisan di internet.
"Ngelihatnya kan konsumen itu mendingan dia pakai (piringan hitam) ini, karena suaranya benar-benar enak, analog. Yang begini yang dicari sama orang," jelasnya.
Penjual piringan hitam di Blok M Square, Jakarta Selatan juga menilai bisnisnya tak akan surut cuma karena bertebaran lagu gratisan di internet. Nilai plus piringan hitam adalah dia berbentuk fisik, cocok dikoleksi.
"Walaupun sekarang banyak yang download-download kan tetap saja karena kan kalau download nggak dapat fisik kan. Secara manusiawi kita pengen koleksi bentuk fisik, gitu, enak dipandang, diputar juga lebih tebal (suaranya)," paparnya.
Menurut dia ada kepuasan tersendiri ketika seseorang mendengar musik yang diputar menggunakan piringan hitam. Bahkan pada gilirannya mereka ingin kepuasan yang lebih tinggi. Tak ayal ada saja yang rela menggelontorkan uang demi meningkatkan kualias alat pemutar musiknya.
"Pemula saja beli alat yang Rp 2 jutaan, lama-lama naik pengen yang sempurna," ujarnya.
Penjual kaset pita di Blok M Square juga menilai musik di internet tak jadi saingan. Pasalnya produknya sudah punya segmen pasar tersendiri.
Dia menilai ada kebanggaan ketika seseorang memiliki kaset original dari band atau penyanyi favoritnya. Itu lah yang membuat kaset pita jadul masih diburu hingga kini. Alasannya bisa saja semasa muda dulu tak sanggup beli. Sekarang saat punya uang baru mencari-cari.
"Kita sudah punya segmen pasar sendiri sih ya, mereka ada yang suka download ada juga yang dia ngoleksi fisik, harus punya, bentuknya ada, original, kita punya pasar tersendiri untuk itu," tambahnya.
(dna/dna)