Biaya Sekolah Mahal, Pinjaman Online Jadi Solusi

Biaya Sekolah Mahal, Pinjaman Online Jadi Solusi

herdi - detikFinance
Rabu, 03 Jul 2019 08:38 WIB
Biaya Sekolah Mahal, Pinjaman Online Jadi Solusi
Foto: Ilustrasi Uang Sekolah (Tim Infografis: Zaki Alfarabi & Mindra Purnomo)
Jakarta - Pendidikan menjadi salah satu hal penting yang harus dipenuhi setiap orang. Meskipun penting, dana pendidikan di Indonesia masih dinilai cukup mahal.

Siapapun orang tuanya hampir pasti akan berjuang untuk memberikan pendidikan kepada anaknya. Meskipun mahal apapun jalannya akan ditempuh, salah satunya berutang.

Di era kemajuan teknologi seperti ini berutang pun makin mudah, kini tak perlu bingung untuk mencari dana buat bayar sekolah. Beberapa layanan financial technology (fintech) memberikan fasilitas pinjaman online (pinjol), bukan sembarang pinjol bahkan sudah ada pinjol yang khusus memberikan pinjaman pendidikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penasaran bagaimana bentuknya? Apa saja tawarannya? Simak informasinya hanya di detikFinance. Klik halaman berikutnya.

Mulai dari biaya masuk sekolah dasar bahkan hingga pendidikan tinggi nilainya cukup mahal. Untuk membiayai pendidikan setingkat sekolah dasar saja jutaan rupiah per bulannya harus disiapkan untuk 'bayaran'.

Contohnya, SD Al Azhar Islamic Elementary School, sekolah dasar yang cukup mentereng di Jakarta ini mewajibkan siswa yang masuk membayar uang pangkal sebesar Rp 44,3 juta. Dengan segala fasilitas penunjangnya, Al Azhar mematok iuran per-bulannya Rp 2,2 juta per bulan.

Selanjutnya, ada juga ACG School Jakarta, melansir dari situs resminya sekolah ini memberikan opsi paket pembayaran, di tahun ajaran 2017/2018 saja, Rp 206,6 juta harus bisa dicicil orang tua murid dari tahun pertama ke tahun kedua. Sedangkan di tahun ketiga sampai tahun keenam dipatok sebesar Rp 259,1 juta.

Itu baru tingkat sekolah bahkan sekolah paling dasar, belum lagi biaya pendidikan tinggi. Biaya yang cukup besar juga harus disiapkan untuk mendapatkan 'gelar sarjana'.

Misalnya, Universitas Indonesia (UI) biaya UKT alias 'bayaran semesteran' di UI paling maksimal seharga Rp 15 juta untuk rumpun sains teknologi dan kesehatan dan Rp 12,5 juta untuk rumpun sosial humaniora.

Ada juga kampus Bina Nusantara University, salah satu kampus swasta terkemuka di Jakarta ini mematok uang pangkal mulai dari Rp 27 juta hingga Rp 39,5 juta. Biaya per semesternya sekitar Rp 10-20an juta.

Biaya tersebut belum dihitung operasional kuliahnya, mulai dari tugas hingga praktek. Belum lagi kalau si mahasiswa menyewa indekos dengan tambahan biaya hidup harian.


Meski menjadi momok, banyak alternatif pembiayaan yang bisa digunakan untuk mendanai pendidikan. Salah satu alternatif yang baru adalah pinjaman online alias pinjol, bahkan pinjol yang ini khusus hanya memberikan pinjaman untuk pendidikan.

Pintek.id salah satunya, layanan fintech yang satu ini mengkhususkan diri memberikan pinjaman biaya pendidikan. Mulai pendidikan formal, dari sekolah dasar hingga pendidikan tinggi, juga pendidikan informal macam kursus hingga program sertifikasi.

"Kita fokus untuk berikan pinjaman dana pendidikan, mulai formal dan informal. Mulai uang masuk SD, SMP, SMA, sampai Sarjana. Terus bisa juga pendidikan informal misalnya kursus, pelatihan, dan program sertifikasi," kata CoFounder Pintek, Tommy Yuwono kepada detikFinance.

Pintek menawarkan pinjaman mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 300 juta. Peminjam cukup memberikan bukti tagihan biaya sekolah yang mau dibayar lewat pinjaman, Pintek akan membantu membayar tagihan tersebut, namun tidak penuh si peminjam harus ikut membayar sekitar 20% dari biaya yang akan dibayarkan.

"Misal butuh buat bayar semesteran, kita cairkan dia butuh berapa, mereka kita minta ikutan bayar 10-20%, karena kan tanpa jaminan nih," ungkap Tommy.

Ada juga Dana Cita, tidak jauh berbeda dengan Pintek, fintech yang satu ini juga memberikan dana pinjaman pendidikan. Hanya saja, Dana Cita cuma memberikan pinjaman untuk pendidikan tinggi dan pendidikan informal saja.

"Kami memang fokus memberikan pinjaman pendidikan untuk tingkat pendidikan tinggi, karena itu sesuai dengan visi dan misi kami meningkatkan Angka Partisipasi Kasar pendidikan tinggi di Indonesia," ungkap Co Founder Dana Cita Susli Lie kepada detikFinance.

Dana Cita bahkan memberikan pencairan pinjaman hingga 100% bagi para peminjam. Bahkan untuk jumlah pinjamannya pun tidak memiliki batas maksimum.

"Tidak ada batas maksimum pinjaman yang dapat diajukan. Dana Cita memberikan pinjaman hingga 100% kebutuhan akademis, sesuai tagihan yang dikeluarkan oleh lembaga pendidikan," ungkap Susli Lie.

Lain lagi dengan Dana Didik, fintech yang satu ini memberikan dana pinjaman dalam bentuk crowdfunding, si peminjam akan melakukan kampanye lewat website Dana Didik, lalu nantinya ada investor yang menyumbangkan uangnya kepada peminjam. Dana Didik memberikan pinjaman mulai Rp 2,5 juta hingga Rp 25 juta.

"Dana Didik adalah platform yang mempertemukan investor dengan mahasiswa yang kesulitan biaya kuliah, kita pinjamkan dana pendidikan, jadi dananya nanti dari para investor," kata Head Marketing Dana Didik Nur Laila Sari kepada detikFinance.

Nantinya, peminjam dari Dana Didik akan melakukan kampanye di website dengan mencantumkan foto, sedikit biodata dan cerita mengapa butuh pinjaman, serta dana yang dibutuhkan.

"Anak didik kita nanti akan kampanye di website 20-45 hari, nanti tinggal investor yang pilih kasih dana ke siapa dan berapa," kata Nur Laila.

Bukan cuma khusus untuk biaya pendidikan saja, layanan-layanan ini pun memberikan bunga pinjaman yang cukup rendah perbulannya. Seperti Pintek salah satunya, fintech yang satu ini menawarkan bunga pinjaman mulai dari 0% hingga 1,5% perbulannya.

"Bunga 0-1,5% perbulan flat, kita sudah ada kerja sama dengan 70 lembaga pendidikan. Keuntungannya kalau belajar di partner kita, kita sudah nego jadi biaya bisa lebih rendah, bahkan bunganya sampe 0% perbulan," kata Tommy Yuwono Co Founder Pintek.

Tenor alias masa pembayaran yang ditawarkan oleh Pintek beragam, mulai 6 hingga 24 bulan sesuai dengan masa belajar si peminjam.

"Tenor sesuai masa belajarnya misalnya buat semesteran ya 6 bulan, tapi maksimal banget itu 24 bulan. Pembayaran dicicil tiap bulan sampe lunas," kata Tommy.

Lain lagi dengan Dana Didik, fintech yang satu ini memberikan tenor lebih panjang bagi para peminjam, maksimal tenor yang diberikan hingga 4 tahun. Bunga yang ditawarkan sekitar 1,75% per bulan.

"Kita kasih tenor 2 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah lulus, bunga kita flat 1,75% per bulan alias 20% per tahun," ungkap Head of Marketing Dana Didik Nur Laila.

Dana Didik sendiri memang hanya menawarkan pinjaman untuk mahasiswa pendidikan tinggi. Minimal untuk mengajukan pinjaman ke Dana Didik peminjam sudah masuk ke semester 4.

"Minimal peminjaman itu di semester 4, kalau semester 4 juga kan sudah fokus ya kuliahnya. Belum lagi kalau liat 4 tahun total tenornya, bayarnya perbulan, bisa dibayar sebulan setelah pinjamannya cair," ungkap Nur Laila.

Terakhir ada Dana Cita, bunga yang ditawarkan fintech yang satu ini mulai dari 1% hingga 1,75% per bulan. Tenor yang ditawarkan mulai dari 12 hingga 24 bulan.

"Jangka waktu pinjaman yang diberikan dapat mencapai 12 bulan untuk kebutuhan biaya satu semester, atau lebih panjang hingga 24 bulan untuk kebutuhan pembiayaan tertentu, seperti uang pangkal," kata Co Founder Dana Cita Susli Lie.

Bagi yang berminat melakukan pinjaman online sangat lah mudah caranya. Calon peminjam tinggal mendaftarkan diri di website masing-masing pinjol, melakukan pendaftaran dan verifikasi hingga akhirnya bisa mengajukan pinjaman.

Berkas wajib yang harus disiapkan hanya KTP dan Kartu Keluarga. Sisanya tinggal mengikuti kebijakan masing-masing fintech, biasanya fintech akan meminta slip gaji juga dan bukti biaya pendidikan yang akan dipinjam

Meskipun, jadi salah satu alternatif pendanaan buat bayar sekolah, Perencana Keuangan Aidil Akbar tidak menyarankan penggunaan pinjol. Menurut Aidil untuk pendidikan sendiri harusnya sudah direncanakan pendanaannya.

Aidil mengatakan pada prinsipnya memang kurang tepat apabila biaya pendidikan dicover oleh utang. Seharusnya, orang tua bisa merencanakan dan menabung uang untuk pendidikan anak.

"Harusnya kalau dana pendidikan itu dianggarkan sejak anak baru lahir, bahkan kalau ibunya masih hamil sudah direncanakan. Jadi kalau baru ambil pinjaman, terus kemarin kemana aja," kata Aidil kepada detikFinance.

"Secara teori ya memang dana pendidikan dicover pakai utang tidak terlalu tepat ya, utang kan mau dimanapun ada bunganya," tambahnya.

Aidil memang tidak menyarankan menggunakan pinjol untuk biaya pendidikan. Namun, menurutnya ada beberapa golongan yang cocok dengan skema pinjol ini untuk membiayai pendidikan.

"Saya liat, produk ini cocoknya untuk orang yang sudah kerja, yang dia mau naikin skillnya, dia ambil pinjaman dan dicicil pakai gaji bulanan. Itu mungkin target marketnya lebih cocok kesana dibanding buat ibu-ibu bayar sekolah buat anaknya," kata Andi.

Andi mencontohkan misalnya ada pekerja yang mau menambahkan titelnya untuk menunjang karir, dia melakukan pengajuan ke pinjol. Nantinya, karena sudah berpenghasilan dia akan bayar pinjaman dengan gajinya.

"Beda lagi kalau misal saya nih S1 sudah kerja saya punya penghasilan, saya mau ambil S2 nggak punya uang. Tapi sudah hitung kalau saya pinjam Rp 60 juta buat S2 saya bisa naik pangkat atau naik gaji, tinggal saya cicil pakai gaji bulanan," papar Aidil.

Perencana Keuangan lainnya, Andi Nugroho mengatakan bahwa sebaiknya mencari cara lain untuk biayai pendidikan dibanding harus pakai pinjol. Andi beralasan bahwa bunga pinjol pasti besar.

"Kalau menurut saya sih, perlu diingat kalau fintech itu bunga pasti tinggi ya, jadi misal ada alternatif lain saya menyarankan menggunakan yang lain," kata Andi saat berbincang dengan detikFinance.

Memang dari beberapa fintech mengatakan bunga yang ditawarkan relatif kecil bahkan flat. Andi mengingatkan tetap hati-hati mengenai hal tersebut, bisa saja itu hanya akal-akalan marketing.

"Kalau kata saya sih tetap hati-hati aja, dicek lagi benar nggak segitu. Bisa aja, itu pinter-pinter marketing kemas produk aja," ungkap Andi.

Pinjol memang memberikan dana yang cepat namun Andi kembali menegaskan cari dulu alternatif lain. Bahkan, dibanding mengajukan pinjaman lewat pinjol, Andi lebih menyarankan agar orang tua menjual barang atau aset, atau bisa juga menggadaikan barang untuk memperoleh dana bayar sekolah.

"Karena mungkin ortu terdesak ya fintech kasih dana cepat cair. Tapi saya rasa mending ke alternatif lain, lebih baik malah saya sarankan jual barang dan aset, atau bisa juga gadai barang, relatif lebih aman gitu," kata Andi.



Simak Video "Video: Utang Pinjol Warga +62 Tembus Angka Rp 80 T!"
[Gambas:Video 20detik]
Hide Ads