"Dengan OSS itu yang dulunya tiga tahun, tiga bulan sekarang tiga jam kalau dia berkasnya sudah lengkap. Tinggal buka web kita di Kementerian Pertanian," ujar Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil usai melepas ekspor berbagai komoditas pertanian senilai Rp 72 miliar dan pemusnahan komoditas ilegal di Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan, di Jalan Dusun Lestari, Desa Pasar V Kebun Kelapa, Beringin, Deli Serdang, Sumut, Jumat sore (5/7/2019).
Dengan OSS lanjutnya, para pengusaha lebih cepat mendapat izin ekspor atau impor. "Berkas lengkapi, bisa keluar izinnya langsung. Besok eksportir atau importirnya bisa bekerja langsung," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan itu, Ali menjelaskan upaya meningkatkan aktivitas ekspor lewat 5 strategi, yaitu peningkatan jumlah eksportir, diversifikasi produk, frekuensi pengiriman, jumlah dan volume barangnya, serta membuka pasar baru.
"Ada program agro gemilang Kementerian Pertanian yang akan memfasilitasi potensi ekspor di kalangan generasi milenial. Pemerintah propinsi juga dapat menggunakan aplikasi i-MACE (Indonesian Maps of Agricultural Commodities Export) untuk memetakan potensi ekspor komoditas pertanian di wilayahnya masing-masing," terang Ali.
Ali menambahkan pihaknya memang tidak menargetkan berapa persen ekspor harus ditingkatkan, tapi ia berharap bisa meningkat dengan kehadiran OSS.
"Diversifikasi produknya. Jangan kirim kelapa bulat dan kopra saja, pecah itu semua. Kirim tempurung, sabut, kirim airnya, kirim santannya ampasnya. Itu bisa jadi pakan ternak. Jangan dikirim produk hulunya, kopi tadi jangan dikirim green bean-nya," tutur Ali.
(hns/hns)