Unek-unek di Balik Viral Metromini Adang TransJakarta

Unek-unek di Balik Viral Metromini Adang TransJakarta

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 10 Jul 2019 11:10 WIB
Unek-unek di Balik Viral Metromini Adang TransJakarta
Foto: Rengga Sancaya

Metromini sendiri seharusnya sudah tidak beroperasi lagi di Jakarta, menurut pengamat transportasi dan perkotaan Azas Tigor Nainggolan, aturannya memang menyebutkan Metromini harus dihapuskan.

"Itu kan seharusnya sudah tidak beroperasi sesuai Perda Transportasi Jakarta, waktu 2011 juga kan Pemprov bilang mau dihapusin itu (metromini). Belakangan ini kok gak ada lagi, memang (Metromini) udah nggak layak, harusnya lebih tegas menghapusnya," kata Tigor kepada detikFinance, Selasa (9/7/2019).

Tigor juga menjelaskan sebenarnya sudah ada programnya untuk memasukkan Metromini ke Transjakarta, sehingga orang-orang yang menggantungkan hidup di Metromini tak perlu khawatir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu ada peremajaan, nah jadi memang kebijakan itu sudah benar, masukin Metromini ke Transjakarta, jadi nggak perlu pusing sopir sama pengusahanya," kata Tigor.

Namun, justru Tigor menyoroti program itu, yang ternyata sistemnya 'nggak beres'. Buktinya, masih banyak Metromini belum diremajakan.

"Kan dulu ada program peremajaan Metromini dimasukin ke TransJakarta, kalau masih ada masalah sampe kaya gini (Metromini belum diremajakan), berarti ada sistem yang nggak beres, sehingga Metromini nggak bisa masuk ke TJ," kata Tigor.

Masalahnya, menurut Tigor adalah adanya monopoli yang dilakukan oleh pihak Transjakarta dalam pemilihan dan penggantian bus yang diremajakan.

"Nah ternyata program itu nggak gampang, dipersulit di TransJakarta, malah jadi barang dagangan, kami itu diminta uang DP beli bus Rp 100 juta, harga total Rp 700 juta. Kan pengusaha jadi nggak bisa, mau sih mau cuma karna mahal nggak ada opsi lain selain ke TransJakarta," jelas Tigor.

Kata Tigor harusnya pembelian bus diserahkan saja ke pengusaha Metromini, pihak Transjakarta tentukan saja kualifikasi busnya, pengusaha yang mencari busnya sendiri. Dengan begitu pengusaha menurut Tigor bisa mendapatkan bus yang lebih murah.

"Harusnya TJ itu kasih spek aja, nanti kan pengusaha cari dong busnya sampe bank kreditnya juga, kali aja bisa dapat murah ya. Nah ini TJ kaya monopoli aja, makanya ini harus djberesin," kata Tigor.

"Dibuka lah diawasi itu TJ, jangan sampai malah jadi dagangan. Harusnya bebas lah mau beli dimana kasih aja speknya," tegasnya.

(dna/dna)


Simak Video "Video Puluhan Bus Bekas TransJakarta Hangus Terbakar di Jakbar"
[Gambas:Video 20detik]
Hide Ads