Peneliti dari INDEF Bhima Yudhistira mengatakan dampak dari pertemuan tersebut akan berdampak pada stabilitas politik tanah air saja.
"Namun, apakah temporer atau tidak, saya melihat efek nanti ke market ya, apakah nilai tukar rupiah atau investasi saham ini dampaknya hanya temporer," kata Bhima saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Sabtu (13/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, dampak temporer itu dikarenakan pelaku usaha atau investor lebih menunggu Jokowi mengumumkan susunan kabinet di periode yang kedua ini. Apakah masih sama atau ada perubahan.
Jika ada perubahan, lanjut Bhima, Jokowi harus memasang para pembantunya yang benar-benar dipercaya dan disukai oleh pelaku usaha.
"Karena menteri-menteri teknis ini sebenarnya lebih penting nanti," jelas dia.
Menurut Bhima, Jokowi harus memasang para menteri yang pro dunia usaha, menteri dengan kebijakan yang masuk akal, tidak tersangkut dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan pro terhadap investasi.
"Itu yang lebih dibutuhkan pasar untuk jangka waktu panjang," katanya.
Meski demikian, Bhima menganggap bahwa ketegangan politik yang selama ini terjadi sudah berakhir karena adanya rekonsiliasi dari pertemuan Jokowi dengan Prabowo. Hal itu, dikatakan Bhima, bisa menstabilkan kondisi politik tanah air.
"Jadi setelah urusan politiknya mereda memang harus dibutuhkan orang-orang yang siap bekerja, bekerja dengan gila-gilaan, karena waktunya lima tahun itu tidak banyak untuk mengembalikan struktur ekonomi yang lebih sehat," ungkap dia.
(hek/eds)